Cuaca Buruk, Sudah 3 Bulan Nelayan di Jambi Tak Melaut

Rabu, 22 Februari 2017

Ilustrasi (Foto/Int)

INHILKLIK.COM, JAMBI - Sejumlah nelayan di pesisir timur Jambi tengah resah. Sudah hampir tiga bulan kondisi cuaca tak menentu. Akibatnya, hasil tangkapan turun drastis. Bahkan, sejumlah nelayan kini memilih gantung jaring alias berhenti melaut.

"Gelombang tinggi bisa sampai tiga meter lebih. Tangkapan sedikit," ujar Akhmad (40), salah seorang nelayan, di pesisir Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi, Selasa, 21 Februari 2017.

Menurut Akhmad, pada kondisi cuaca normal rata-rata ia bisa menjaring antara 10 hingga 20 kilogram ikan di laut. Namun kali ini ia sudah hampir tiga bulan menggantung jaringnya, tepatnya sejak akhir November 2016 lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Akhmad bersama beberapa nelayan lainnya memilih bekerja serabutan. Ada yang jadi kuli bangunan sampai kuli panggul di pasar Kota Kualatungkal.

"Kalau tak kerja, mau makan apa anak bini aku," ucap Akhmad.

Kondisi tidak jauh berbeda juga turut dirasakan sejumlah nelayan di pesisir timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Daerah kampung halaman keluarga besar Gubernur Jambi Zumi Zola itu dikenal sebagai daerah nelayan di Jambi.

"Karena cuaca ekstrem, hujan, angin dan gelombang tinggi. Selain bahaya, ikan juga jarang," tutur Ambok Tang (50), nelayan di Kecamatan, Kuala Jambi, Kabupaten Tanjabtim.

Menurut Ambok, banyak nelayan yang memilih berhenti sementara melaut. Untuk menyambung hidup, banyak nelayan beralih profesi sebagai buruh bangunan maupun buruh panen sawit atau getah karet.

"Kita tunggu sampai cuaca normal, baru melaut lagi," ujar Ambok.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) awal Februari 2017 telah mengeluarkan rilis peringatan akan cuaca ekstrem di lima kabupaten di Provinsi Jambi. Di antaranya adalah Kabupaten Tanjabbar, Tanjabtim, Batanghari, Muarojambi dan Tebo.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat, petir, serta angin kencang berpotensi terjadi di lima daerah tersebut, demikian rilis BMKG. (liputan6.com)