DPRD Mulai Heran, Walikota Pekanbaru Disebut Keracunan, Tapi Tidak ada Laporan Resmi Ke Kepolisian

Ahad, 30 Juli 2017

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Yose Saputra, menyayangkan sikap Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, yang menutup tempat usaha Kedai Kopi Kimteng di Kota Pakanbaru, pasca dugaan keracunan yang dialami oleh Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT.

Menurut politisi dari Partai Golkar ini, ada sesuatu hal yang mengganjal usai kedai Kopi yang namanya sudah mancanegara dan menjadi ikon Kota Pekanbaru itu tiba-tiba ditutup. Diketahui, ada tahapan prosedur hukum yang tidak dilalui.

"Walikota Pekanbaru mengaku keracunan dan muntah-muntah akibat konsumsi roti Kimteng. Kok tidak ada laporan resmi ke polisi atas nama yang bersangkutan. Harusnya dilaporkan resmi biar diproses secara hukum. Ini main asal cabut izin tanpa prosedur," tegas Yose keheranan, saat berbincang bersama wartawan, Ahad (30/07).

Akibat kebijakan Walikota Pekanbaru Firdaus MT menutup izin operasi Kedai Kopi Kimteng saat ini, puluhan pegawai menganggur. Tentunya ini menjadi preseden buruk terhadap ekonomi yang ada di Kota Pakanbaru.

"Banyak warga yang kehilangan rezeki dari dampak penutupan itu, mulai dari tenaga kerja di kedai itu, tukang parkir di sekitarnya, tukang lontong dan penjual makanan kecil lainnya," ketusnya.

Dia menyalahkan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tidak bagus dalam melakukan pengawasan di setiap restoran dan usaha kuliner yang ada di Kota Pekanbaru.

"Apa memang benar ada makanan yang tak layak konsumsi di Kedai Kopi Kimteng itu? Diskes harusnya melakukan pengawasan sejak awal, artinya pengawasannya yang lemah, apakah hanya Kimteng saja yang begitu, semua waralaba itu juga perlu ada pengawasan" ucap Yose.

Sebelumnya anggota DPR RI Lukman Edy juga menyampaikan kekecewaanya pasca keputusan sepihak dari Pemko Pekanbaru yang menutup Kedai Kopi Kimteng Pekanbaru.

Bahkan, politisi PKB ini mendengar langsung keluhan pedagang kecil disekeliling Kimteng kehilangan omset jutaan rupiah. Menurutnya, pedagang mie ayam, tukang sop ikan, tukang otak-otak dan tukang parkir bergantung dari operasional Kimteng.

Lukman Edy yang akrab disapa LE ini menyarankan hendaknya Pemko Pekanbaru untuk lebih bijak menyikapi persoalan tersebut.

"Kalau ada yang kurang, misal bikin sakit perut, kita ingatkan aja ke tukang kedai ini (Kimteng Red) untuk memperbaikinya. Pemko wajib membina bukan membinasakan," ungkap LE. (rac)