Pria Ini Begituan dengan Istri Orang di Mobil, Lalu Lakukan Perbuatn Keji Ini

Kamis, 11 Januari 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Kisah hubungan gelap antara Makrus dan Nurul Khotimah (38), yang berakhir duka kini tinggal cerita.

Kisahnya bermula dari status keduanya masing-masing sudah memiliki keluarga.

Petaka itu muncul ketika mereka bertemu kembali ketika sekian tahun tak bertemu.

Benih-benih cinta kembali tumbuh (CLBK).

Dulu, saat masih duduk di bangku SMP, Makrus dan Nurul pernah menjalin hubungan layaknya anak baru gede (ABG) pacaran.

Makrus mengakui perbuatannya telah membunuh kekasih gelapnya, Nurul Khotimah (38).

Motif pembunuhan ini dipicu karena tersangka tidak terima keputusan korban yang secara sepihak meminta untuk mengakhiri hubungan.



Sebelumnya, tersangka mendesak korban melalui pesan singkat agar menceraikan suaminya, Sunaryo.

Tersangka minta korban menikah dengannya.

Nantinya, korban dijanjikan oleh tersangka akan memberikan rumah dan menjamin kebutuhan finansialnya.

Ternyata, korban menolak tawaran tersangka.

Korban ingin mengakhiri hubungan kedekatannya dengan tersangka.

Padahal, Makrus telah cinta mati dengan korban yang telah dekat semasa sekolah SMP.

"Ingin mengakhiri kemaksiatan," ujar Makrus, saat ditanya Kapolres Kediri AKBP Erick Hermawan, Rabu (10/1/2018).

Motif tersangka membunuh korban dilatarbelakangi oleh perasaan mengagumi wanita secara berlebihan yang turut memicu dia untuk berbuat nekat.



Disisi lain, rasa sayang terhadap korban membuat tersangka gelap mata karena tidak dapat memilikinya sehingga membunuhnya.

"Tidak ingin korban menjadi milik orang lain," bebernya.

Kapolres Kediri AKBP Erick Hermawan memaparkan, tersangka membunuh korban di kawasan Tulungagung.

Pelaku sempat berkeliling di Kabupaten Kediri untuk membuang jenazah korban.

"Tersangka membuang barang milik korban. Termasuk tali tambang yang dipakai menjerat leher korban di perbatasan Kediri-Jombang," ucapnya.

Saat itu, tersangka membeli spidol dan kertas bergaris menuliskan pesan berisi agar jenazah korban dirawat dengan syariat Islam.

Tersangka menuju ke sebuah masjid Pagu untuk membuang jenazah korban.

Mobil tersangka sempat berputar-putar di area jalan itu.

Hingga mobil yang dikendarainya parkir masuk ke dalam gang masjid.



Bahkan, tersangka sempat salat di dalam masjid.

Hal itu dilakukan karena pada saat itu masih banyak orang yang berteduh dari hujan.

Setelah itu, tersangka keluar masjid mengendarai mobilnya.

Melihat ada kesempatan tersangka menaruh jasad korban di halaman samping masjid.

"Kertas itu ditaruh tersangka di atas tubuh korban ketika membuangnya di halaman Masjid Pagu," ungkapnya.

Kemudian, kata Erick, tersangka pulang ke kediamannya sekitar satu jam dari lokasi kejadian.

Berbekal bukti petunjuk dan keterangan keluarga korban pihaknya menangkap tersangka yang dicurigai membunuh korban.

"Kami masih mendalami kasus ini untuk menentukan apakah tindakannya adalah pembunuhan berencana atau tidak, karena tersangka tidak kooperatif," tegasnya.

Informasinya, korban selalu memakai cadar setelah menikah dengan suaminya, Sunaryo.



Dalam kesehariannya korban dikenal santun dan mempunyai usaha produksi garmen di rumahnya.

Tersangka dan korban telah berkeluarga dan masing-masing mempunyai dua anak.

"Untuk rekontruksi kami masih mempersiapkannya," tandasnya.

Sebelumnya, keduanya telah sepakat bertemu di kawasan RSUD dr Iskak Tulungagung, Kamis pagi (4/1/2018).

Kamera tersembunyi alias CCTV sempat merekam korban masuk ke dalam gang, disusul dari arah belakang tersangka mengendarai mobil.

Korban menitipkan sepeda angin ke tempat penitipan sepeda tidak jauh dari lokasi.

Kemudian masuk ke dalam mobil bersama tersangka.

Tersangka sempat berhubungan intim bersama korban di dalam mobil.

Tempatnya, di pinggir jalan sepi kawasan Tulungagung.

Informasinya, dari hasil penyidikan diketahui tersangka sempat berhubungan layaknya suami istri dengan korban di dalam mobil.



Perbuatan itu dilakukan sebelum membunuh korban.

"Pengakuan tersangka memang seperti itu," ujar Kasatreskrim Polres Kediri, AKP Hanif Fatih Wicaksono, Rabu (10/1/2018).

Hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium di Surabaya, terkait cairan sperma yang ada di dalam organ intim korban.

Meski demikian, kata Hanif, awalnya dalam pemeriksaan tersangka tidak kooperatif terkait keterlibatannya dalam kasus pembunuhan.

Bahkan, ketika diamankan di Polres Kediri, Sabtu (6/1) silam, tersangka mempertanyakan dasar penangkapannya.

Dipaparkannya, setelah mendapat bukti petunjuk berupa keterangan pihak keluarga, warga di lokasi penemuan jenazah dan penjual spidol serta hasil otopsi semakin memperkuat pelakunya mengarah ke tersangka.

"Tersangka akhirnya mengaku seluruh perbuatannya telah membunuh korbannya," imbuhnya.



Sumber: tribunnews