Misteri Ratusan Buaya Raksasa Penyerang Manusia di Teluk Belengkong, Katanya Berasal dari...

Senin, 29 Januari 2018

INHILKLIK.COM, INDRAGIRIHILIR -  Sedang asyik duduk di tepi kanal, Tulus (40) buruh harian lepas PT RSUP, Teluk Belengkong Indragiri Hilir diterkam buaya, Sabtu (27/1/2018). Tubuhnya ditemukan warga sudah dalam kondisi tidak bernyawa hanya 5 meter dari lokasi awal dia diterkam penghuni parit kanal yang mengerikan itu.

Kasus tewasnya Tulus kembali menguak misteri kekejaman satwa beringas perairan itu, khususnya bagi warga Teluk Belengkong.

Bagi warga, perairan Teluk Belengkong memang mengerikan. Tapi, itu beberapa tahun lalu, ketika Suwarso, 46 tahun, warga Dusun II, Kecamatan Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau diserang seekor buaya di kanal SP 3, Desa Hibrida Jaya.

Tak ingin kehilangan nyawa, Suwarso pun menyerang balik buaya yang menggigit kakinya menggunakan arit.

Buaya itu pun semakin ganas dan menarik tubuh Suwarso ke dalam kanal.

Upaya penyelamatan terakhir pun akhirnya dilakukan Suwarso. Dia menebas kaki kirinya hingga putus.

Predator raksasa yang disebutkan Suwarso punya panjang sekitar 3 meter tersebut akhirnya membawa lari potongan kaki tersebut, sementara tubuh Suwarso akhirnya berhasil diselamatkan warga yang menemukannya dengan kaki penuh luka.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (8/1/2016) lalu.

Ternyata, Kejadian buaya yang menyerang warga di Kecamatan Teluk Belengkong bukan hanya sekali itu saja terjadi. Bahkan, sudah sering.

Setidaknya, ada tiga kasus buayaa menyerang manusia di daerah tersebut.  

Pada 25 Desember 2015, Sumini (37) warga Desa Rotan Semelur, Belengkong disambar buaya saat hendak berwudhu. Jasadnya ditemukan sudah tidak bernyawa.

Sebelum kasus Sumini diterkam buaya, Dua bulan sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong.

Buaya menyerang warga dengan mengigit kaki sebelah kiri. Untuk korban selamat dan hanya saja mengalami luka robek.

Pasca kasus penyerangan buaya terhadap Suwarso, warga Teluk belengkong pun akhirnya melakukan ritual penangkapan buaya secara besar-besaran di SP 1 Desa Hibrida Mulya, Kecamatan Teluk Belengkong.

Warga merasa terancam dengan keberadaan puluhan ekor buaya yang meneror warganya, termasuk anak-anak mereka.

Apalagi, parit atau kanal merupakan salah satu sarana trnasportasi utama yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan, termasuk untuk memberangkatkan anak-anak mereka ke sekolah.

Sebuah fakta menarik diperoleh dari ritual penangkapan buaya yang melibatkan sejumlah pawang tersebut.

Dalam dua minggu, warga berhasil menangkap tak kurang dari 40 ekor buaya.

Mulai dari buaya indukan dengan panjang mencapai 5 meter, hingga buaya dengan ukuran kecil (anakan).

 

Suwarso, salah seorang warga yang selamat dari serangan buaya di kanal Teluk Belengkong setelah menebas kakinya sendiri.

 

Dalam sehari, warga dibantu pawang saat itu bahkan bisa menangkap delapan ekor buaya. 

''Ya bang, hari itu saja, sehari kita bisa tangkap delapan ekor buaya,'' ungkap Tri salah seorang warga kala itu.

Itu juga dibenarkan Kepala Desa Hibrida Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong kala itu, Benni. Penangkapan ini dilakukan setelah beberapa waktu lalu warganya diserang buaya di sebuah kanal. 

"Ya ada penangkapan buaya setelah menyerang warga beberapa waktu lalu, namun yang menangkap pawang yang didatangkan oleh perusahaan," jawab Benni ketika itu.

Disebutkan, pertama berhasil ditangkap buaya sepanjang 4 meter yang diduga menyerang warga setempat tersebut. Namun ia mengelak menyebutkan jumlah pasti buaya yang berhasil ditangkap di desanya tersebut. 

"Buaya tersebut saat ini sudah diamankan oleh perusahaan," sebutnya.



Misteri Asal Mula Buaya di Teluk Belengkong 

Mengapa di teluk belengkong banyak sekali ditemukan buaya? Sejauh ini misterinya masih belum berhasil terungkap.

Tulus, korban serangan buaya di Teluk belengkong yang ditemukan sudah meninggal dunia

 

Namun, banyak pihak menyebutkan, perairan di sekitar Teluk belengkong itu memang cocok untuk kembang biak buaya. 

Airnya payau, juga banyak ditumbuhi bakau.

Namun, banyak juga yang menyebutkan, asal mula berkembangnya puluhan buaya dikanal-kanal itu diduga dilakukan oleh perusahaan. 

Seperti dilansir dari riauone, dulu, buaya-buaya tersebut konon sengaja di lepas oleh pihak perusahaan perkebunan untuk mencegah karyawannya melarikan diri. 

 Buaya-buaya tersebut sengaja dilepas di dalam kanal untuk menakut-nakuti karyawan agar tidak melarikan diri dari perusahaan yang baru berdiri di teluk belengkong kala itu.
 
Entah sudah berapa lama, buaya tersebut bersarang di kanal itu sehingga semakin berkembang biak hingga jumlahnya hampir ratusan ekor.
 
Karena sudah meresahkan warga dan telah memakan korban, akhirnya buaya tersebut ditangkap warga yang hingga saat ini dikabarkan sudah mencapai 40 ekor jumlah yang sudah ditangkap warga Telok Belengkong.
 
"Hampir 40 ekor buaya kanal tersebut sudah berhasil ditangkap, semoga aktivitas warga terutama yang melintas di kanal, tidak terhambat lagi," cerita Anto salah seorang warga setempat ungkap Riauone.
 
Warga setempat terpaksa melintasi kanal tersebut dikarenakan akses jalan yang terhubung ke desa lainnya di Kecamatan Teluk Belengkong ini sudah tidak layak lagi untuk dilewati.
 
Buaya-buaya yang jumlahnya diperkirakan ratusan ekor tersebut memang kerap mengganggu aktivitas warga yang ada di lima desa di kecamatan tersebut.



Ukurannya, katanya melanjutkan, juga bermacam-macam, mulai dari yang kecil hingga ada yang panjangnya hampir sepuluh meter.
 
Sejauh ini, warga telah mencoba melakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut agar ratusan buaya tersebut bisa dipindahkan ketempat yang lain sehingga tidak mengganggu aktivitas warganya.
 
"Saya bingung mau mengadu kemana agar buaya itu bisa diatasi, kemarin saya mendatangi kantor kelautan dan perikanan, tapi kata mereka itu bukan wewenang dinas mereka," ungkap Arfan Hijazi Camat ketika itu.
 
Oleh karena itu, ia berharap agar ada pihak yang bisa membantu untuk mengatasi hal tersebut agar masyarakat yang berada didaerah itu bisa merasa aman.
 
"Sebaiknya jika ada yang bisa membantu, buaya-buaya itu bisa dimasukkan ke kebun binatang atau kemana sajalah asal tidak mengganggu aktivitas warga," sebutnya.kala itu.

 

Sumber: riausky