Gizi Buruk di Asmat Papua, Ini Ternyata Penyebabnya

Rabu, 07 Februari 2018

KLB gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua mengakibatkan puluhan balita meninggal.

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan penyebab stunting hingga gizi buruk yang terjadi pada anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua.

Direktur Keterpaduan Infrastruktur Pemukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya KPUPR, Dwityo Akoro Soetanto, menuturkan, penyebab gizi buruk di Asmat salah satunya adalah lingkungan yang tidak sehat.

“Mereka tinggal diatas rawa-rawa dan buang air besar langsung ke bawah (rawa-rawa itu) lalu (disana) anak-anak main tidak pakai sandal,” jelas Dwityo di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (6/2).

Dikatakan Dwityo, gejala kejadian luar biasa di Asmat terkait campak dan kurang gizi ini, mirip dengan stunting. Dimana, penyebab terjadinya pada usia 1000 hari pertama bayi dalam kandungan, dimana sang ibu kurang informasi gizi bagi bayi yang dia kandung.

Hal itu juga bukan tanpa sebab, Dwityo menjelaskan, minimnya akses komunikasi ke posyandu jadi salah satu faktor tertinggi. Sementara dari sisi makanan, kebanyakan anak-anak Asmat makan dari segi kuantitas bukan kualitas gizinya.

Dwityo mengatakan, guna menanggulangi masalah ini diperlukan kolaborasi antar kementerian. Seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan stakeholder terkait lainnya.

Dari pihak Kementerian PUPR, lanjut dia, memiliki peran dalam mengoptimalisasi penyediaan air minum bersih dan juga sanitasi.

“Masalah Asmat akan kami tangani secara terintegrasi mulai sanitasi sampai air minum,” jelasnya dikutip harianriau.co dari pojoksatu.id.

Pihaknya telah menjalankan program yang terkait dengan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas), di beberapa distrik di asmat.

“Dari 15 distrik yang ada di Kabupaten Asmat ada 12 lokasi yang sudah ada pamsimasnya. Memang kita memerlukan penanganan sanitasi dan air minum ini tidak bisa terpisah satu sama lain,” tuturnya