Napi Teroris Mako Brimob ‘Dibuang’ ke Nusakambangan Diselimuti Penuh Kerahasiaan!

Kamis, 10 Mei 2018

INHILKLIK.COM, DEPOK - Usai menyerahkan diri, napi teroris Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, langsung ‘dibuang’ ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.

Total 156 napi teroris yang menghuni Blok C Mako Brimob tersebut. Diantaranya, ada yang status hukumnya masih belum incraht (kekuatan hukum tetap) alias masih menjalani persidangan.

Akan tetapi, buntut kerusuhan Selasa (8/5/2018) kemarin, seluruh napiter langsung dipindahkan ke LP dengan keamanan super ketat di Indonesia itu.

Demikian disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo ketika memberikan keterangan pers di Ditpol Satwa, Kepala Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

Syafruddin menyatakan, dari total 156 napiter tersebut, berkurang satu yakni yang tewas saat kerusuhan terjadi.

Saat ini, 156 napiter Mako Brimob itu langsung dikirim ke Nusakambangan.

“Sudah dipindahkan seluruhnya,” beber Syafruddin.

Napi teroris Mako Brimob saat menyerahkan diri, Kamis (10/5/2018)

Napi teroris Mako Brimob saat menyerahkan diri, Kamis (10/5/2018)

Pemindahan tersebut, jelas Syafruddin, dilakukan pagi hari tadi dengan kawalan ketat 225 personil dari Polda Jawa Barat.

Syafruddin menambahkan, pemindahan 155 napiter tersebut bukan karena pihaknya ketakutan kerusuhan yang sama kembali terjadi.

Mengingat, kerusuhan serupa juga pernah terjadi sebelumnya pada 11 November 2017 lalu.

“Ini atas keputusan Menkumham dan Ditjenpas ke Nusakambangan. Sudah dalam proses perjalanan seluruhnya,” terang dia.

Ia menambahkan, para napiter tersebut sejatinya tahanan rutan cabang Salemba.

Dengan demikian, secara kewenangan, seluruhnya berada di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Suasana di Mako Brimob dalam penganggulangan kerusuhan, Kamis (10/5/2018)

Suasana di Mako Brimob dalam penganggulangan kerusuhan, Kamis (10/5/2018)

“Tahanan ini tahanan rutan Salemba, bukan tahanan Brimob. Secara aturan Menkumham, ini bagian tahanan cabang kewenangannya di mereka,” jelas dia lagi.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Barat AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan kabar tersebut.

Akan tetapi, ia enggan membeberkan secara rinci berkenaan dengan proses pemindahan dimaksud.

Salah satunya soal jalur pemindahan yang disebutnya sangat rahasia dan bersifat tertutup.

“Hanya itu yang bisa saya sampaikan karena itu teknis tidak boleh disampaikan,” katanya.

“Karena masih tertutup tidak bisa dibuka (disampaikan) nanti kita lewat jalur ini itu, itu tidak boleh nanti lawan membaca,” jelasnya.

Ia menambahkan, teknis pengawalan dan jalur pemindahan sendiri sudah ditentukan oleh Mabes Polri.

Bahkan, lanjutnya, Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto juga telah memberikan petunjuk dan arahan kepada suluruh jajaran Polda Jabar terkait jalur yang dilewati.

Hal itu dimaksudkan agar seluruh jajaran bisa melakukan langkah-langkah pengawalan, sterilisasi jalur, lokasi maupun betuk transportasi yang dipakai sepanjang proses pemindahan.

“Titik penjagaan itu juga sifatnya masih teknis dan harus dirahasiakan. Kita tidak bisa buka,” jawabnya.

Wakapolri Komjen Syafruddin saat tiba di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Kamis (10/5/2018)

Wakapolri Komjen Syafruddin saat tiba di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Kamis (10/5/2018)

Hal yang sama, berkenaan armada transportasi bus yang dipakai, Wisnu juga menyebut sudah dipersiapkan seluruh dari Mabes Polri.

“Kami hanya pengawalan saja, tidak lebih. Teknisnya itu dari Mabes Polri dan Kemenkumham,” jelasnya.

Saat ditanya posisi napiter itu sendiri, Wisnu juga tak mau membukanya.

“Posisi para napi sekarang ini tidak termonitoring. Yang jelas semua sudah melaksanakan tugas pengawalan dan pengamanan,” tegasnya.

Untuk diketahui, dalam kerusuhan Mako Brimob itu, total ada sembilan polisi yang menjadi sandera dengan lima diantaranya dibunuh dengan cara digorok lehernya.

Polisi evakuasi jenazah korban kerusuhan tahanan teroris di Mako Brimob.

Polisi evakuasi jenazah korban kerusuhan tahanan teroris di Mako Brimob.

Sementara, tiga orang lainnya mengalami luka-luka dan satu orang atas nama Bripka Iwan Sarjana berhasil diselamatkan usai disandera selama 40 jam.

Dalam informasi yang diterima, kelima personil polisi yang dibunuh tersebut tewas dengan luka di bagian leher alias digorok.

Berikut rincian hasil otopsi INAFIS yang dilakukan terhadap jenasah lima anggota polisi yang tewas:

1. Briptu Fandi Setio Nugroho
Luka: luka gorok leher tembus dr leher belakang sampae dengan tenggorokan, luka lecet pada alis kiri, luka terbuka pada pipi kanan.

2. Syukron Fadhli
Luka: luka tembak pada kepala bag kiri atas kuping tembus kepala sebelah kanan, luka lecet paha kanan.

3. Wahyu Catur Pamungkas
Luka: luka gorok pd keher kanan sampai pipi kanan bawah, luka pd dagu kanan, luka tembak pd dahi sebelah kiri.

4. Yudi Rospuji Siswanto
Luka: luka tusuk pd kaki kanan, luka sobek lutut belakang, luka sayat pd kaki kiri, luka sobek pada punggung telapak kaki, Jompol kaki kiri robek, pelipis kanan robek, mata kanan kiri luka bacok, leher luka bacok, dada kiri kanan luka tusuk, tangan kanan luka bacok, siku kanan luka bacok, tangan kanan atas luka.

5. Denny Setiadi
Luka: pipi kiri luka bacok, bibi bengkak gigi atas lepas, leher belakang luka bacok, luka tembak pd dada kanan.

6. Beni Samsutrisno (napi kasus teroris)
Luka: luka tembak pd dada kiri 2 lubang.

sumber: pojoksatu