Sri Mulyani Pantau Kesehatan Keuangan BUMN Penugasan

Senin, 28 Mei 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memantau kondisi keuangan BUMN penugasan. Khususnya perusahaan pelat merah yang mendapatkan tugas dari pemerintah untuk pembangunan infrastruktur di bidang energi hingga jalan dan transportasi.

Sri Mulyani menyebut, kondisi neraca keuangan BUMN ini harus tetap dikelola dengan baik dan sehat, meskipun BUMN tersebut mempunyai kewajiban melakukan percepatan pembangunan bagi publik.

"Pemerintah juga akan memperhatikan kondisi keuangan BUMN karya yang banyak tugas pembangunan infrastruktur. Ini salah satu yang terus dilakukan melalui pemantauan neraca BUMN dan menjaga agar tidak mendapatkan masalah baik dari sisi cashflow atau profitabiltas," ungkap dia.

Khusus untuk BUMN karya, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan penugasan membangun infrastruktur menjadi salah satu yang menekan neraca keuangan.

"Untuk BUMN yang banyak lakukan kegiatan infrastruktur, kami akan lihat terus menerus kebutuhan cashflow-nya, ada beberapa dari sisi cashflow karena mereka melakukan penalangan untuk pembelian tanah, kami akan koordinasi dengan Menteri BUMN agar penggantian bisa dilakukan tepat waktu sehingga cashflow bisa dikurangi tekanannya," jelas dia.

Sri Mulyani juga meminta Menteri BUMN Rini Soemarno untuk meningkatkan pembiayaan dengan ekuitas, bisa juga melakukannya dengan sekuritisasi, dan selanjutnya meningkatkan efisiensi dalam operasionalnya.

"Terutama yang memegang peranan dalam menjalankan berbagai penugasan pemerintah terutama di bidang subsidi. menurut Menteri BUMN, akan terus lakukan kajian terhadap aset mereka khususnya greenfield project untuk mengurangi ekanan mereka," ujar dia.

Hal ini juga sudah pernah ditulis detikFinance, akhir tahun lalu (8/12/2017). Ketika kondisi saham-saham BUMN konstruksi jatuh, saat itu indikasi permasalahan cashflow sudah mulai terlihat.

Laporan Keuangan BUMN Karya

Dalam laporan keuangan para BUMN karya yang melantai di pasar modal, seperti PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang mengantongi laba bersih Rp 989,9 miliar, naik 74,7% dari Rp 566 miliar. Pendapatan usaha juga naik 27,4% dari Rp 10,8 triliun menjadi Rp 13,76 triliun.

Lalu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), laba bersihnya naik 46,66% dari Rp 465,46 miliar jadi Rp 682,64 miliar. Penjualan bersih juga naik 69,99% jadi Rp 15,88 triliun dari Rp 9,34 triliun.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil mengantongi laba bersih Rp 2,57 triliun, naik 137,9% dari Rp 1,08 triliun. Pendapatan usaha Rp 28,5 triliun, naik 50% dari Rp 14 triliun.

Sedangkan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memperoleh laba bersih Rp 205,07 miliar, naik 78% dari Rp 115,18 miliar. Pendapatan usaha juga naik 53% jadi Rp 8,7 triliun dari Rp 5,69 triliun.

(detik.com)