MENGERIKAN... Ini Pengakuan Seorang Psikopat yang Menggali Makam Anak Kecil dan Menjadikan Boneka

Jumat, 05 Oktober 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Psikopat, salah satu jenis gangguan kejiwaan yang setiap orang bersumpah, jangan sampai dikenai penyakit itu. Sebabnya, jika  memiliki penyakit tersebut maka seorang psikopat bisa bertindak manipulatif lalu melakukan hal-hal yang membahayakan bagi orang di sekitarnya.

Psikopat biasanya bisa melakukan pembunuhan, atau melakukan hal aneh serta mengerikan lainnya terhadap makhluk hidup dengan alasan yang tidak masuk akal, tetapi mereka tidak merasa bersalah dengan perbuatannya itu.

Seperti seorang laki-laki bernama Anatoly Moskvin sudah mengaku sudah menggali lebih dari 20 makam anak kecil untuk dijadikan boneka.

Laki-laki yang berumur 52 tahun ini tidak menggali semua anak yang telah dikubur namun ia biasanya hanya menggali anak-anak yang berusia 3 - 11 tahun.

Dengan menggunakna sepatu boot, pakaian selutut dan stoking biasanya ia melancarkan aksinya yang tidak diketahui para orangtua korban.

Ketika polisi memasuki Rumah Moskvin, ditemukan sekitar 29 boneka mumi dari anak-anak kecil yang telah meninggal.

Mayat anak-anak kecil tersebut dibalutinya dengan pakaian seperti layaknya boneka dan diletakkan di berbagai sudut rumah.

Hampir selama sepuluh tahun Moskvin tinggal bersama dengan boneka-boneka dari mayat anak kecil tersebut namun tidak diketahui oleh keluarga korban.

Katanya, ia menjadikan mayat anak kecil sebagai boneka karena sedang menunggu ilmu pengetahuan yang bsia membangkitkan kembali orang yang telah mati.

Anatoly Moskvin, seorang psikopat yang menjadikan jasad anak kecil untuk dijadikan boneka

Anatoly Moskvin, seorang psikopat yang menjadikan jasad anak kecil untuk dijadikan boneka

Moskvin juga mengatakan bahwa ia ingin melakukan komuniaksi dengan para gadis yang telah menjadi boneka tersebut.

"Saya ingin menjadi ahli pembuat mumi dan saya ingin berkomuniasi dengan para gadis kecil itu," begitu kata Moskvin menjelasakan alasanya mengambil anak-anak kecil dari dalam makam mereka.

Ia juga menjelasakan bahwa ketika di makam Moskvin akan tiduran di samping makam tersebut dan mendengarkan permintaan para mayat gadis kecil di dalamnya.

"Banyak di antara mereka (mayat anak kecil) yang memintaku untuk mengajaknya jalan-jalan," tambah Moskvin.

Dikabarkan sebelumnya ia juga pernah masuk ke dalam rumah sakit jiwa selama lima tahun namun setelah itu dokter yang merawatnya mengatakan bahwa kini ia tidak berbahaya.

Ternyata sebelumnya Moskvin dijatuhi hukuman 6 tahun kurungan karena merusak makam warga muslim di Rusia.

Salah satu anak yang jasadnya yang ia jadikan boneka yaitu Olga Chardymova, seorang anak berusia 10 tahun.

Ibu Olga, Natalia Chardymova marah kepada pihak kesehatan yang menyatakan bahwa Moskvin bisa dilepas dan tidak berbahaya.

"Makhluk ini (Moskvin) membawa ketakutan, teror dan kepanikan ke dalam hidup saya," katanya.

Karena apa yang dilakukan Moskvin membuat para orangtua takut jika mayat-mayat anak-anak mereka yang seharunya tenang di tempat peristirahatan malah dirusak dan dijadikan boneka pajangan dirumah Moskvin.

Koleksi boneka dari mayat anak kecil  milik Moskvin

Koleksi boneka dari mayat anak kecil milik Moskvin

"Saya ngeri berpikir bahwa dia akan memiliki kebebasan untuk pergi ke tempat yang dia inginkan," tambah Natalia, ibu dari anak yang lain.

Menurut Natalia, Moskvin dalam setahun terakhir memiliki perilaku yang tidak berubah dari sebelumnya sehingga ia geram kepada pihak kesehatan yang menyatakannya tidak berbahaya.

Menanggapi tingkah Moskvin yang menjadi mayat sebagai boneka, ibunda Moskvin yakni Elvira mengatakan bahwa ia tidak menyangka anaknya akan melakukan hal demikian.

Elvira mengira selama ini Moskvin memang memiliki hobi untuk membuat boneka-boneka besar namun tidak menyangka bahwa boneka tersebut di dalamnya terdapat jasad para anak kecil yang telah tewas.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Cognitive, Affective, & Behavioral Neuroscience menjelaskan bahwa penyakit psikopat mungkin bisa diatasi.

Menurut studi tersebut bahwa adanya psikopat bisa dikarenakan karena otak tidak bisa memerhatikan informasi emosional seperti otak yang sehat.

Namun sejumlah ahli lain menyanggah, paling tidak mengatakan, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa psikopat benar-benar bisa diatasi.

Sumber: nakita