Sebelum ke Indonesia Lewat Rupat, Ica, Korban Speedboad Pancung yang Hilang di Perairan Bengkalis Cium Semua Anggota Keluarga

Sabtu, 01 Desember 2018

Almarhumah Mimi dan anaknya, Ica saat masih di Malaysia

INHILKLIK.COM, DUMAI - Satu per satu indentitas mayat yang terapung di perairan Bengkalis mulai terkuat. Salah satunya ibu dan anak bernama Mimi dan Ica (6 tahun). Mimi ditemukan tim Basarnas di Pambang Bengkalis, sementara anaknya, Ica sampai sekarang jasadnya belum ditemukan.

Salah satu anggota keluarga Mimi bernama Anto melalui telepon dari Malaysia kepada GoRiau.com, Santu (1/12/2018) menceritakan kehidupan ibu dan anak yang pulang ke kampung lewat jalur ilegal menggunakan speedboat pancung (kapan kecil dengan bodi yang pipih-red), sebelum jasadnya ditemukan.

Menurut Anto, Mimi semasa hidupnya merupakan orang yang sabar. Ia merupakan perempuan yang tegas dalam kehidupan meski badai rumah tangga menghantamnya. ''Mimi itu merupakan adik dari istri saya yang bernama Ira, dalam satu tahun belakangan ini, korban bersama sang anaknya, Ica tinggal bersama kami di Malaysia karena bercerai dengan suaminya,'' katanya menjelaskan.

Mimi tidak pernah mengeluh terkait apa yang dihadapinya, bahkan almarhumah menjadi tulang punggung bagi kedua anaknya, yakni Ica dan juga Rian. "Setelah perceraian, Mimi terus bekerja dan tidak pernah mengeluh," katanya.

Disebutkannya juga, bahwa Mimi ingin sekali membawa dirinya dan keluarga untuk kembali ke kampung halamannya di Surantiah, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. ''Saya disuruh pulang ke kampung, dan akan diberikan sepeda motor baru,'' katanya.

Selain itu, Ica, bocah yang sampai saat ini belum ditemukan, sebelum pulang juga sempat mencium seluruh keluarga karena akan berangkat ke Indonesia. ''Saya masih ingat, Ica yang mencium saya, dan saya lihat juga dia juga mencium sambil memeluk istri saya sebelum berangkat ke Indonesia pada Rabu (21/11/2018)," katanya mengingat.

Tidak hanya itu, Mimi sendiri berencana akan menetap di kampung halamannya bersama dengan Ica dan Rian anak pertama almarhum yang tinggal bersama keluarga di Surantiah. ''Selain ingin menjaga Ibu, Mimi juga ingin mengkitan anaknya yang masih duduk di sekolah dasar di kampung,'' katanya menjelaskan.

Sebelumnya diberitakan, penemuan beberapa mayat yang mengapung di sepanjang perairan Bengkalis, Riau, mulai dari Pulau Rupat hingga ke Pambang, sempat menghebohkan. Pasalnya, setiap hari ada saja mayat yang ditemukan. Namun salah satu eluarga korban mengatakan, mereka merupakan korban speedboat pancung (speedboat kecil dan pipih) yang karam di Selat Melaka.

Salah satu keluarga korban, Anto juga menyebutkan, jasad perempuan yang dijumpai mengapung di perairan Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau itu merupakan adiknya yang bernama Mimi berusia sekitar 32 tahun.

Pria tersebut menghubungi GoRiau.com melalui sambungan WhatsApp, Sabtu (1/12/2018). Ia mengaku, bahwa adik perempuan istrinya itu berangkat berdua bersama Ica (6) yang merupakan anak dari Mimi. Mereka berdua berangkat dari Malaka, Malaysia dengan tujuan pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Indonesia melalui jalur ilegal.

''Mimi sudah dikuburkan di Surantiah, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat tadi pagi, namun anaknya yang bernama Ica sampai saat ini belum ada kabar,'' kata Anto yang saat ini berada di Malaysia, Sabtu (1/12/2018).

Dikatakannya, Mimi bersama Ica berangkat ke Indonesia pada Rabu (21/11/2018) pukul 12.00 malam, waktu Malaysia bersama dengan 17 orang lainnya dengan cara ilegal.

''Saya sempat menghubunginya sekitar pukul 10.30 malam waktu Malaysia. Mimi mengatakan dia berangkat dengan menggunakan speed pancung, dimana jumlah penumpangnya sebanyak 19 orang, termasuk mereka berdua,'' katanya kembali.

Dijelaskannya juga, pada Kamis (22/11/2018) pagi, dirinya kembali menghubungi Mimi, namun telepon selulernya tidak aktif, hingga jasadnya dijumpai pada Kamis (29/11/2018).

''Saya sempat mencari informasi kapal tenggelam melalui pihak terkait di Malaka, Malaysia, namun tidak ada informasi mengenai adik saya, yang ada infonya kapal pemancing resmi yang tenggelam,'' katanya menjelaskan.

Dirinya juga berharap kepada instansi terkait di Indonesia, dapat mencari dan menemui jasad anak adiknya tersebut dalam kondisi apapun.

''Saya disini dalam keadaan susah, sehingga tidak bisa pulang ke Indonesia untuk membuat laporan orang hilang. Dan saya sangat berharap polisi Indonesia dan tim SAR dapat mencari anak adik dan penumpang lainnya,'' katanya mengakhiri.