Catatan Sejarah 24 Februari: Gugurnya Arif Rahman Hakim

Ahad, 24 Februari 2019

PEKANBARU - Sejak peristiwa pemberontakan G30S/PKI, mahasiswa bergerak turun ke jalan menuntut Soekarno membubarkan PKI. Selain itu, para mahasiswa juga menentang pelantikan kabinet Dwikora II oleh Soekarno.

Sejak subuh, mahasiswa sudah bergerak dan memberhentikan semua mobil di jalan strategis. Mereka juga mengempesi ban, serta membuat arus lalu lintas di ibukota lumpuh total.

Hanya saja, kabinet Dwikora II tetap dilantik. Banyak diantara menteri yang ditunjuk datang menggunakan helikopter. Ada juga yang hanya berjalan kaki, serta ada yang menggunakan sepeda.

Lewat tengah hari. Kerumunan massa mahasiswa semakin mendekat ke istana. Saat itu, jarak mahasiswa dan istana hanya ratusan meter.

Saat itu, terdengarlah tembakan dari arah istana, dari arah pasukan Tjakrabirawa, pasukan pengaman presiden Soekarno. Kepanikan melanda kerumunan mahasiswa. Korban berjatuhan. Namun, menurut Maulwi Saelan, salah satu pasukan Tjakrabirawa, tembakan tersebut bukan berasal dari mereka. 

Dua orang demonstran kemudian dinyatakan meninggal. Arif Rahman Hakim, mahasiswa Universitas Indonesia, dan Zubaedah, siswi SMA.

Arif Rahman Hakim dikebumikan esok hari. Aksi arakan besar-besaran dilakukan dari Universitas Indonesia.

Gugurnya Arif Rahman Hakim membuat gerakan mahasiswa meluas. Puncaknya, keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang dimanfaat Soeharto untuk menjatuhkan Soekarno. Tak lama, PKI pun dibubarkan.