Catatan Sejarah 26 Februari: Mengenang Rahmah El Yunusiyah, Tokoh Pendidikan Perempuan Indonesia

Selasa, 26 Februari 2019

INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Rahmah El Yunusiyah adalah seorang pejuang pendidikan yang mendirikan sekolah Islam perempuan pertama di Indonesia. Dia mendirikan Diniyah Puteri, sekolah khusus puteri yang masih bertahan hingga saat ini.

Di umur 6 tahun, Rahmah sudah kehilangan ayahnya. Hal ini menjadikannya sebagai gadis mandiri yang terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena itu, di masa remaja, Rahmah dianggap gadis pendiam dan pemalu.

Sempat mengenyam pendidikan di Diniyah School yang tercampur antara laki-laki dan perempuan, Rahmah merasakan ketidakpuasan. Dia merasakan perempuan tak bisa menyatakan gagasannya dengan bebas. Selain itu, dia juga merasa banyak masalah fiqih yang diajarkan tak dijelaskan secara rinci dari perspektif perempuan.

Maka pada 1 November 1923, Rahmah membuka sekolah khusus perempuan yang diberi nama Madrasah Diniyah Li al-Banat. Rahmah memilih lokasi sekolahnya di seberang rumahnya, Jalan Lubuk Mata Kucing, Pasar Usang, Padang Panjang.

Awal sekolahnya berdiri, Rahmah mendapatkan 71 murid, yang kebanyakan ibu-ibu muda. Mata pelajaran yang diajarkan adalah agama Islam, Bahasa Arab, dan Ilmu Alat. Sistemnya adalah murid-murid mengelilingi guru.

Sekolah yang dirintis Rahmah semakin berkembang, dan dikenal sebagai Diniyah Puteri. Tahun 1925, Rahmah menyewa rumah lantai 2 di Pasar Usang untuk dijadikan asrama dan ruang kelas. Bangku dan kursi, serta papan tulis juga mulai disediakan.

Tak hanya untuk muridnya, pada tahun 1926, Rahmah membuka program pemberantasan buta huruf bagi ibu-ibu yang tak sempat sekolah. Program ini terus berjalan hingga gempa 7,8 SR menghancurkan Padang Panjang pada 28 Juni 1926. Aktivitas Diniyah Puteri terpaksa terhenti.

Usai gempa, Rahmah kembali merintis Diniyah Puteri. Penggalangan dana dilakukan hingga luar Minangkabau. Hasilnya, pada 1928, berdiri gedung permanen dua tingkat yang bertahan hingga kini.

Diniyah Puteri terus berkembang, dan setelah Indonesia merdeka, sistem pendidikannya menyesuaikan pendidikan formal Indonesia. Saat ini, Diniyah Puteri di Padang Panjang memiliki 1000 murid.