Cara Mengetahui Kanker Hanya dalam Waktu 2 Menit dari Napas

Sabtu, 13 Juli 2019

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Penyakit kanker adalah salah satu penyakit yang membunuh manusia dalam jumlah besar di seluruh dunia. Bahkan penderitanya setiap waktu semakin bertambah, dan ini disebabkan di antaranya adalah gaya hidup yang buruk.

Merokok, minum alkohol hingga makan makanan siap saji merupakan penyebab penyakit kanker. Dan yang parahnya lagi, penyakit yang satu ini kerap terdeteksi ketika sudah menyebar ke seluruh tubuh, seperti yang dialami oleh almarhumah Ani Yudhoyono.

Masih sedikit dari kita yang tidak menyadari, saat kanker menggerogoti tubuh secara perlahan-lahan. Bahkan penyakit ini tidak memberikan rasa sakit yang berarti. Tapi kini ada cara baru, yang bisa mendeteksi kanker dalam waktu 2 menit saja. Apa itu?

Dikutip dari dailymail.co.uk, dokter akan mencoba mesin baru yang dapat mendeteksi kanker dalam dua menit. Dan ini dilakukan dengan tes napas sederhana.

Tes Napas Mendeteksi Penyakit Kanker

Tes napas yang mendeteksi kanker hanya dalam tujuh menit, telah digunakan sejak dua tahun lalu di Inggris. Namun masih dalam tahap uji coba, meskipun belum dilakukan secara umum pada manusia.

Tes ini menggunakan 'hidung elektronik', yang mampu mendeteksi bahan kimia yang dihasilkan oleh kanker.

Dan kini, uji coba pada manusia akan dilakukan musim gugur ini di dua rumah sakit di Inggris dan dua di Amerika Serikat, yang akan melibatkan ratusan pasien.

Tes non-invasif ini, awalnya menargetkan kanker paru-paru, akan melihat pasien bernapas melalui corong selama satu menit, dengan analisis dikirim ke komputer super.

Perangkat mendeteksi bahan kimia yang diproduksi oleh setiap kanker, yang dikenal sebagai 'senyawa organik yang mudah menguap', dan dapat membantu mendeteksi kanker pada tahap yang sangat dini.

Tes menawarkan tingkat akurasi yang tinggi dengan bekerja di tingkat ‘nanopartikel’, kata para ahli.

Ancon Medical, yang berada di belakang teknologi itu, mengatakan, alat itu bisa tersedia dalam dua tahun jika uji coba ini berhasil.

Dr Kenny Livingstone, dari aplikasi akses GP Zoomdoc, mengatakan tes itu 'revolusioner' dan bisa memberikan harapan bagi pasien.

Semoga saja alat ini bisa cepat terwujud, dan digunakan di Indonesia.