Peduli Lingkungan, Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block

Rabu, 16 Oktober 2019

INHILKLIK.COM, PEKANABARU - Berawal dari rasa peduli terhadap lingkungan, salah seorang warga yang tinggal di daerah Taman Bunga Impian Okura, Rumbai Pesisir, Pekanbaru bernama Muslim, mengolah sampah plastik hingga menjadi paving block yang layak guna. 

Muslim menjelaskan, lokasi wisata yang dikelolanya tersebut identik dengan sampah. Meminimalisir hal tersebut, ia menciptakan inovasi mengolah sampah sehingga lokasi Taman Bunga Impian Okura tidak tercemar oleh sampah terutama sampah plastik. 

Lebih lanjut ia mengatakan, kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap pencemaran lingkungan akan menyebabkan keindahan lokasi wisata jadi berkurang. Untuk itu, katanya, perlu adanya antisipasi dini terkait sampah.

"Banyak yang berwisata, sampah juga banyak. Jadi kita berpikir bagaimana mengurangi hal tersebut dan lingkungan tidak jadi rusak maka jadilah paving block dari sampah plastik," ucapnya, Selasa (15/10).

Muslim menambahkan, paving block yang ia ciptakan tersebut telah digunakan di taman wisata ini dan ia berharap kedepannya bisa diterapkan juga di daerah lain di Kota Pekanbaru.

"Sekarang masih di Taman Wisata, berikutnya akan kita terapkan di tingkat RT hingga kecamatan atau bahkan tingkat kota Pekanbaru jadi sampah plastik semakin berkurang," ujarnya.

Muslim menuturkan, pembuatan paving block dari sampah ini cukup mudah. Jelasnya, sampah yang telah terkumpul dipanaskan dalam wajan atau kuali selama lebih kurang 39 menit atau hingga mencair, kemudian plastik yang telah mencair dicetak dalam cetakan dan dipadatkan dengan mesin manual.

"Diamkan lima menit setelah dipadatkan, kemudian masukkan kedalam air untuk didinginkan, lalu keluarkan dari cetakan dengan menggunakan palu. Paving block siap digunakan," ucapnya.

Jelas Muslim, sejauh ini kendala yang Ia hadapi dalam pengelolaan sampah tersebut adalah cara pengelolaan yang masih manual sehingga asap yang keluar dari hasil pembakaran sampah sangat membahayakan kesehatan tubuh.

"Karena masih manual jadi asapnya menyebar kemana-mana, padahal zat yang terkandung di dalamnya sangat berbahaya," jelas Muslim.

Muslim berharap, kedepannya akan ada inovasi mesin yang ramah lingkungan bagi pegiat inovasi sampah plastik sehingga cara manual bisa diminimalisir dampaknya bagi kesehatan tubuh.

"Semoga ada perhatian pemerintah atau pegiat lingkungan untuk menciptakan inovasi untuk mesin," tutupnya.  

sumber: mediacenter.riau.go.id

Berawal dari rasa peduli terhadap lingkungan, salah seorang warga yang tinggal di daerah Taman Bunga Impian Okura, Rumbai Pesisir, Pekanbaru bernama Muslim, mengolah sampah plastik hingga menjadi paving block yang layak guna. 

Muslim menjelaskan, lokasi wisata yang dikelolanya tersebut identik dengan sampah. Meminimalisir hal tersebut, ia menciptakan inovasi mengolah sampah sehingga lokasi Taman Bunga Impian Okura tidak tercemar oleh sampah terutama sampah plastik. 

Lebih lanjut ia mengatakan, kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap pencemaran lingkungan akan menyebabkan keindahan lokasi wisata jadi berkurang. Untuk itu, katanya, perlu adanya antisipasi dini terkait sampah.

"Banyak yang berwisata, sampah juga banyak. Jadi kita berpikir bagaimana mengurangi hal tersebut dan lingkungan tidak jadi rusak maka jadilah paving block dari sampah plastik," ucapnya, Selasa (15/10).

Muslim menambahkan, paving block yang ia ciptakan tersebut telah digunakan di taman wisata ini dan ia berharap kedepannya bisa diterapkan juga di daerah lain di Kota Pekanbaru.

"Sekarang masih di Taman Wisata, berikutnya akan kita terapkan di tingkat RT hingga kecamatan atau bahkan tingkat kota Pekanbaru jadi sampah plastik semakin berkurang," ujarnya.

Muslim menuturkan, pembuatan paving block dari sampah ini cukup mudah. Jelasnya, sampah yang telah terkumpul dipanaskan dalam wajan atau kuali selama lebih kurang 39 menit atau hingga mencair, kemudian plastik yang telah mencair dicetak dalam cetakan dan dipadatkan dengan mesin manual.

"Diamkan lima menit setelah dipadatkan, kemudian masukkan kedalam air untuk didinginkan, lalu keluarkan dari cetakan dengan menggunakan palu. Paving block siap digunakan," ucapnya.

Jelas Muslim, sejauh ini kendala yang Ia hadapi dalam pengelolaan sampah tersebut adalah cara pengelolaan yang masih manual sehingga asap yang keluar dari hasil pembakaran sampah sangat membahayakan kesehatan tubuh.

"Karena masih manual jadi asapnya menyebar kemana-mana, padahal zat yang terkandung di dalamnya sangat berbahaya," jelas Muslim.

Muslim berharap, kedepannya akan ada inovasi mesin yang ramah lingkungan bagi pegiat inovasi sampah plastik sehingga cara manual bisa diminimalisir dampaknya bagi kesehatan tubuh.

"Semoga ada perhatian pemerintah atau pegiat lingkungan untuk menciptakan inovasi untuk mesin," tutupnya.  

 

 

sumber: mediacenter.riau.go.id