2020 Disbun Inhil Akan Tarik Excavator di Setiap Kecamatan

Rabu, 06 November 2019

Sekretaris Dinas Perkebunan Inhil, Sutarno Wandoyo.

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) melalui Dinas Perkebunan akan mengambil alih pengelolaan16 alat berat (Excavator) yang ada di sejumlah kecamatan.


Langkah tersebut juga merupakan hasil kesepakatan dengan pihak DPRD Inhil yang menilai program satu kecamatan satu excavator dinilai kurang maksimal dari sisi capaian target penyelamatan kebun kelapa masyarakat.

Kabupaten Indragiri Hilirakan menarik kembali 16 alat berat (Excavator) yang ada di sejumlah kecamatan karena dinilai kurang efektif dalam upaya penyelamatan kerusakan infrastruktur kebun kelapa masyarakat.

"Jadi sesuai dengan hasil kesepakatan bersama pada tahun 2020 semua alat berat akan kitatarik. Saat ini kita hanya menunggu pihak kecamatan menyelesaikan target pekerjaan jelang akhir tahun," ujar Sekretaris Dinas Perkebunan Inhil, Sutarno Wandoyo ketika dikonfirmasi awak media, Senin (04/11/2019).

Disampaikan mantan Camat Pelangiran itu, pihak Dinas Perkebunan sudah menyiapkan konsep teksnis pengelolaan 16 excavator dengan membagi tiga zona wilayah kerja, yaitu tengah, utara dan Inhil bagian selatan.

"Kita bagi zonanya, jadi satu perkejaan dikeroyok sama empat atau lima alat berat biar cepat selesainya," jelas Sutarno.

Ditambakan Sutarno pihaknya juga akan mengumpulkan data kerusakan kebun masyarakat dan membuat skala perioritas titik-titik kritis yang harus digesa terlebih dahulu.

Sutarno menilai, dengan mengerahkan sejumlah alat berat, sasaran pembangunan 400-500 kilometer tanggul per tahun yang menjadi target pemerintah daerah akan lebih efektif dan mudah dicapai.

"Jika satu kecamatan satu alat berat terlalu banyak kendala, ditambah lagi dengan permasalahan alat berat itu sendiri. Sementara kita tau bahwa tingkat kerusakan perkebunan masyarakat berbeda-beda di setiap daerah," tuturnya.

Pembangunan trio tata air yang terdiri dari tanggul mekanik, tanggul manual dan pintu klep sejauh ini memang menjadi prioritas Pemerintah Daerah untuk mengembalikan produktifitas kelapa di Inhil. Jika diestimasikan pembangunan satu kilometer tanggul mekanik dapat menyelamatkan kebun kelapa seluas 25 hektare.

Dengan adanya upaya baru ini, Sutarno optimis kerusakan infrastruktur di sektor perkebunan Inhil yang sebagian besar disebabkan oleh intrusi air laut dapat diatasi.

"InsyaAllah kita optimis semua akan terlaksana dengan baik jika tidak ada masalah serius pada alat berat yang kita punya. (*)