Catatan Harian Gadis 11 Tahun Dipaksa Puasa hingga Mati Kelaparan

Rabu, 06 November 2019

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Sebuah catatan harian milik seorang gadis berusia 11 tahun menceritakan dia menderita karena orang tuanya memaksa dia menjalani puasa dalam beberapa bulan hingga dia mati kelaparan.

Melansir Daily Mail, Rabu (6/11/2019) nama gadis itu, Perolla Pires tidak boleh makan dan minum oleh orang tuanya yang fanatik dengan agama.

Dalam 300 catatan yang ditulis tangan, Perolla menceritakan bagaimana orangtuanya membuat dia berdoa selama berjam-jam dan melakukan latihan berat saat dia melakukan kesalahan, sementara tubuhnya sudah kurang gizi.

Gadis 11 tahun itu meninggal di rumah sakit di Ubatuba, Brasil bulan lalu, dan Aline, ibunya yang berusia 26 tahun dan Enri, ayah tirinya yang berusia 47 tahun telah didakwa menyebabkan kematiannya.

Foto/Daily Mail

Petugas kepolisian setempat, Ricardo Mamede meyakini bahwa Perolla telah mengalami penyiksaan jangka panjang.

"Ayah tiri [Perolla] orang yang sangat taat beragama dan percaya bahwa anak-anaknya perlu diselamatkan, perlu lebih takut kepada Tuhan dan harus menyucikan diri mereka sendiri," kata petugas kepolisian.

Polisi menjelaskan bahwa ayah tiri Perolla mengklaim kesalahan hanya bisa ditebus melalui puasa.

Perolla diduga dikurung di kamarnya di apartemen keluarga di Ubatuba dan dihukum dengan rutinitas yang ketat ketika dituduh melakukan perilaku buruk dan berbohong.

Polisi diberitahu tentang keadaan gadis itu oleh dokter darurat setelah orang tuanya membawanya ke rumah sakit pada 24 Oktober, lima bulan setelah dia pergi ke sekolah terakhir kali.

Foto/Daily Mail

Tim medis mengklaim dia tiba tak bernyawa dan pucat dan dinyatakan meninggal dalam pemeriksaan.

Autopsi mengindikasikan penyebab kematian karena malnutrisi protein kalori (PCM) yang parah dan kelaparan yang berkepanjangan.

Pasangan itu awalnya membantah bertanggung jawab dan mereka bermaksud untuk menyalahkan dokter.

“Enri mengklaim anak tirinya meninggal karena anemia dan dia merasa tidak bersalah dengan apa yang sudah terjadi,” kata petugas Mamede.

Namun, polisi yang menggeledah apartemen keluarga itu menemukan buku harian Perolla yang disembunyikan di kamarnya. Kondisi kamar Perolla hanya ada tikar karet di lantai untuk tempat tidur, di mana dikurung sejak Juni tahun ini.

Ibu gadis itu tampaknya hancur ketika membaca buku harian Perolle, yang dipersembahkan untuknya.

Sang ibu diduga mengaku menyiksa dan memerintahkan anaknya untuk minum air padahal dia meminta makanan.

Beberapa gambar isi buku harian itu, dengan gambar-gambar latihannya dan gambar-gambar hatinya, telah dirilis setelah kematian gadis itu.

Namun, versi yang lebih rinci masih ditahan karena akan digunakan sebagai bukti dalam kasus ini.

"Kami percaya Perolla menderita penyiksaan jangka panjang dan meninggal setelah dua hari kelaparan dan dipaksa untuk berolahraga dan berdoa. Tetapi ada indikasi bahwa dia kekurangan gizi selama berbulan-bulan,”

Foto/Daily Mail

Anak itu rupanya hanya meninggalkan apartemen sbanyak dalam lima bulan terakhir saat dihukum puasa ketika dia bertingkah buruk.

Hukuman dimulai dengan tidak boleh makan sekali, kemudian meningkatkat menjadi dua kali hingga puasa selama beberapa hari.

Untuk memperbaiki perilakunya, Potell harus berdoa dan melakukan olahraga.

Mamede berkata, “Pada puasa terakhir dia terus meminta sesuatu untuk dimakan. Ketika dia mengeluh kelaparan dia disuruh minum air putih.

"Dia bilang dia minum air tetapi dituduh berbohong dan dihukum karenanya."

Saudara keluarga itu mengatakan mereka tidak memiliki akses ke anak-anak Aline dan Enri.

Pada saat pemakaman Perolla, ratusan warga dari kota itu datang untuk memberi penghormatan.

Sementara adik laki-laki Perolla dirawat layanan sosial pemerintah dan kemungkinan akan diadopsi oleh kerabat keluarga.

 

sumber: okezone