Larangan AS Pada Huawei, Ternyata Bangkitkan Nasionalisme Warga China

Sabtu, 09 November 2019

INHILKLIK.COM, AMERIKA SERIKAT - Pada Mei lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan darurat nasional bidang teknologi, yang menyebabkan Huawei masuk ke dalam daftar hitam Departemen Perdagangan AS.

Tujuan kebijakan itu diambil untuk menekan penjualan produk China yang tumbuh dengan cepat. Dan tidak dipungkiri, pelarang itu berdampak kepada penjualan global Huawei, meskipun kecil.

Kendati demikian, kebijakan AS ternyata malah menumbuhkan jiwa nasionalisme masyarakat China. Mereka berbondong-bondong membeli produk Huawei, agar keuangan perusahaan teknologi itu tidak terjun bebas.

Mengutip dari Phone Arena, Jumat (7/11/2019), data yang dikeluarkan oleh riset Canalys, pada Kuartal III 2019 penjualan ponsel Huawei di China meningkat 66% secara tahunan.

Angka tersebut menjadikan Huawei sebagai pemegang 42,4% pasar ponsel pintar di China, mengalahkan pesaingnya, Vivo, yang hanya mendapatkan porsi 17,9%.

Pada tahun ini, Huawei sebenarnya menargetkan penjualan 300 juta handset. Namun, perusahaan merevisi 10% lebih rendah menjadi 270 juta unit, dikarenakan pelarangan itu.

Sementara itu, tahun ini Huawei sudah berhasil mengirimkan 200 juta unit ponsel pintarnya. Sedangkan tahun lalu, secara total perusahaan telah mengirimkan 206 juta handset.

Dengan kata lain, penjualan Huawei terus bertumbuh dengan cara yang cerdas. Meskipun ada upaya dari AS untuk memperlambatnya, perusahaan seperti tidak mempedulikannya.

“Kami bisa bertahan dengan sangat baik tanpa AS,” tegas CEO Huawei Technologies, Ren Zhengfei.

sumber: sindonews.com