Rela Kumpulkan Sisa-sisa Makanan Hotel Setiap Hari, Ternyata Wanita Ini Bak Malaikat Penolong Bagi Ratusan Orang

Sabtu, 09 November 2019

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Kisah-kisah tentang kebaikan sesama manusia nampaknya memang menjadi pelajaran abadi bagi setiap orang. Begitu juga kisah yang satu ini tentang seorang wanita yang sangat inspiratif yang kehidupannya pernah dimuat di Nova edisi Mei 1988. 

Namanya adalah Roesdi Ilyas, ibu dari dua anak yang rela kumpulkan sisa-sisa makanan hotel.

Tak hanya itu, setiap hari, dia mau mengambil minyak goreng bekas dari katering, roti-roti dan buah-buahan dari pasar swalayan, sisa kain dan aneka kancing dari
toko-toko.

"Hotel-hotel, katering, dan pasar swalayan biasanya menelepon," jelasnya.

Itu terjadi tatkala mereka memiliki kelebihan makanan, minyak goreng, atau pun kalau mereka hendak cuci gudang.

Barang-barang ini pun kemudian diambilnya sendiri.

"Saya mengerjakan semua itu semata-mata demi ibadah.

Lagi pula sekaya-kayanya manusia, pada hari akhir nanti yang ditanyakan pasti, apa yang sudah kamu perbuat selama di dunia. Bukan yang lain," katanya.

Sekitar tahun 78, Ny Roesdi membuka pelayanan bagi orang jompo (home care).

Setahun kemudian ia pun mengadakan penyantunan anak

yatim piatu dan anak dari keluarga tidak mampu non panti.

"Kami menyediakan makanan bagi para jompo. Tiap siang mereka datang mengambil jatah masing-masing.

Mereka yang masih sedikit kuat, biasanya masih bisa membantu di dapur.

Membuat kerajinan tangan dari sisa kain. Yang pria berkebun atau membersihkan lantai," ungkap Nyonya Roesdi.

Oleh karena itulah, saat dirinya selesai mengambil sisa-sisa bahan makanan atau apapun itu langsung dibagi-bagi.

Roesdi pun membina 197 anak asuh, 123 anak cacat, dan 156 orang jompo di rumahnya.

Kebetulan sekali semua kegiatan Ny Roesdi mendapat dukungan dari suaminya yang seorang wiraswastawan.

"Tanpa itu tidak mungkin saya bisa mengembangkan semua ini.

Apalagi hampir semua kegiatan saya adakan di rumah. Jadi seharian rumah ini sibuk dan tidak pernah rapi," sambung Ny Roesdi yang membiayai sebagian besar kegiatannya dari uang zakat keluarga.

Terlebih saat bulan puasa, kesibukan di rumah juga semakin meningkat.

Tapi dia dan suaminya justru semakin bahagia.

"Beramal itu tak ada batas waktunya. Bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja," ujarnya sambil tersenyum.

sumber: Intisari-Online.com