Perut Hamilnya Dipanah Mantan Suami, Ibu Meninggal, Bayinya Selamat Lewat Caesar

Jumat, 29 November 2019

INHILKLIK.COM, LONDON - Ramanodge Unmathallegadoo telah dibutakan dendam. Pria berusia 51 tahun itu, tega memanah perut hamil mantan istrinya, Sana Muhammad (35). Sana tewas. Tapi bayinya selamat. Itu setelah operasi caesar.

Di pengadilan Old Bailey, pekan lalu, Unmathallegadoo tertunduk lesu. Palu hakim telah jatuh. Penjara seumur hidup untuk pembunuh berdarah dingin itu. 

Sana Muhammad, sebelumnya bernama Devi Unmathallegadoo. Itu saat dia menikah dengan Ramanodge Unmathallegadoo.

Keduanya dijodohkan di Mauritius. Devi saat itu berusia 16 tahun. Sementara pelaku berusia 30 tahun.

Hubungan mereka tak pernah akur. Unmathallegadoo ringan tangan. Dia kerap memukul Devi. Akhirnya, pernikahan retak pada 2012. Sebuah insiden terjadi. Dia dianiaya Unmathallegadoo. Devi berhasil melompat keluar dari jendela lantai atas. Pergelangan kakinya patah. Mereka bercerai. Unmathallegadoo dilapor ke polisi.

Pada persidangan 2013, Unmathallegadoo dinyatakan bebas untuk menyerangnya. Dia dibebaskan atas arahan hakim atas tuduhan percobaan pencekikan, berdasarkan Undang-Undang Pelanggaran terhadap Orang tahun 1861.

Namun Unmathallegadoo dilarang datang dalam jarak 100 meter dari rumah keluarga di Ilford, London timur.

Setelah perceraiannya, Devi menikahi develepor, Imtiaz Muhammad. Dia mengubah namanya menjadi Sana Muhammad.

Sementara itu, terdakwa kehilangan pekerjaannya, sebagai manajer lokasi di Rumah Sakit Umum Newham.  Dia dendam. Dia lalu merencanakan pembunuhan terhadap Imtiaz dan Sana. 

Pada pagi, 12 November 2018, ia bersembunyi di sebuah gudang. Dia mempersenjatai diri dengan dua busur, baut, pisau, lakban, ikatan kabel dan palu.

Saat Imtiaz Muhammad pergi ke taman untuk menyimpan sebuah kotak kosong, terdakwa berlari ke dalam rumah. Dia melihat Sana yang tengah hamil. 

Melihat mantannya datang, Sana berlari ke lantai atas. Namun, tersangka berhasil membidikkan panah 18 inci itu ke perut Sana.  Tembus ke kandungan wanita malang itu.

Ketika anak-anak tertua Unmathallegadoo, bergegas untuk melucuti senjatanya, terdakwa berkata, "Akan lebih mudah jika kalian tidak ada di sini. Seperti aku yang akan melakukannya."

Unmathallegadoo merencanakan untuk menyandera keluarga itu, dan setidaknya membunuh Imtiaz, Sana dan bayi yang belum lahir.

Sana menderita luka-luka dalam yang parah. Putranya yang belum lahir - anak keenamnya - dilahirkan melalui operasi caesar. Dan secara ajaib, selamat. 

Hakim menolak klaim terdakwa, bahwa itu adalah kecelakaan. Dan memutuskan bersalah atas pembunuhan pada 22 November setelah empat jam berunding. 

Unmathallegadoo tidak memberikan reaksi, ketika putusan disampaikan minggu lalu setelah sidang ulang di Old Bailey. 

Suami korban, Imtiaz Muhammad sangat berduka. Dia mengatakan, istrinya adalah orang yang sangat ramah, cerewet dan selalu membuatnya tertawa. 

"Dia adalah belahan jiwa saya, sahabat saya, istri saya, teman saya dan segalanya saya dan saya sangat mencintainya," ucapnya.

Dia mengatakan, istrinya sangat takut terhadap terdakwa. "Dia akan selalu mengatakan, Ram tidak memaafkan dan melupakan, dia suka membuat masalah tidak peduli apakah dia kehilangan segalanya," ujar Imtiaz.

Ibunya, Ellemah Sutharamandoo, mengatakan, dia larut dengan kesedihan.

"Saya selalu memperlakukan Ramanodge sebagai putra saya sendiri, saya selalu memikirkan dia dan kesejahteraannya setelah perpisahan. Sangat menyakitkan bagi saya untuk mengetahui, bahwa ia dapat melakukan sesuatu yang begitu penuh kebencian dan penuh perhitungan. Saya tidak bisa memaafkannya," tegasnya. 

Susan Krikler, dari Layanan Penuntutan Mahkota, menggambarkan pembunuhan itu sebagai eksekusi berdarah dingin dan diperhitungkan.

"Serangan dahsyat ini, telah menyebabkan enam anak tanpa ibu mereka. Saya harap keyakinan hari ini memberikan penghiburan, bagi mereka yang mencintai dan merawat Devi," jelasnya.