BUMD Riau Perlu Bersiap Kelola Blok Siak

Rabu, 15 Oktober 2014

post

INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi meminta badan usaha milik daerah PT Riau Petroleum untuk mempersiapkan tiga aspek penting sebelum terjun langsung mengelola Blok Siak bersama PT Pertamina.

"Yang pertama dan utama adalah memperkuat finansial, kemudian penguasaan teknologi dan ketiga adalah siap mengambil risiko," kata Kepala Urusan Humas SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara Adi Nugroho, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Adi Nugroho mengatakan hal tersebut terkait keinginan Pemprov Riau agar BUMD PT Riau Petroleum mendapat kesempatan untuk ikut mengelola bisnis di sektor hulu minyak di Blok Siak, Riau.

Ia mengatakan, pemerintah selama ini memang mendorong agar perusahaan daerah bisa ikut berpartisipasi untuk mengelola hasil bumi sektor migas.

Menurut dia, SKK Migas meminta Riau Petroleum benar-benar bersiap karena industri migas merupakan bisnis yang menguntungkan, namun disisi lain juga tinggi risiko dan modalnya.

Karena itu, pemerintah berharap keikutsertaan BUMD bisa mendongrak produksi dan potensi, bukan malah memperburuk keadaan di mana produksi minyak secara alami terus menurun.

"Kita semua tentu tidak ingin ketika Blok Siak yang sudah berproduksi saat dikelola Chevron, tapi nanti malah makin turun produksinya," ucap Adi Nugroho.

Khusus di Riau, ia mengatakan contoh nyata keterlibatan BUMD sudah diterapkan pada PT Bumi Siak Pusako bersama Pertamina di Blok CPP, dan PT Sarana Pembangunan Riau di Blok Langgak.

Intinya, pemerintah memberi prioritas bagi perusahaan daerah dan ada peluang untuk bisa mendapat saham (Participation Interest/PI) sebesar 10 persen.

"Riau Petroleum bisa saja mendapatkan PI lebih dari 10 persen, karena itu tergantung dari kesepakatan bisnis dengan Pertamina. Dan perlu pemahaman bersama bahwa PI itu bukan berarti langsung mendapat keuntungan 10 persen, tapi ada juga kewajiban menyiapkan dana investasi kedepannya," ujar Adi Nugroho.

Sebelumnya, Asisten II Setdaprov Riau Wan Amir Firdaus mengatakan, PT Riau Petroleum tinggal selangkah lagi mendapat persetujuan dari SKK Migas untuk bisa ikut mengelola Blok Siak.

"Sebelumnya ada beberapa yang ragu dan butuh tambahan. Tapi setelah dijelaskan, SKK Migas tidak ragu lagi dengan Riau Petroleum dan sekarang tinggal menunggu surat persetujuan dari mereka untuk mengelola Blok Siak," kata Wan Amir Firdaus.

Menurut dia, Pemprov Riau berharap agar Riau Petroleum bisa mendapat PI lebih dari 10 persen saham dalam pengelolaan Blok Siak.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) secara resmi mulai mengelola Blok Siak setelah berakhirnya kontrak kerja sama blok tersebut antara pemerintah dan PT Chevron Pacific Indonesia pada Mei lalu.

PHE melalui PT PHE Siak resmi beroperasi setelah penyerahan tiga lapangan di Lapangan Lindai pada 28 Mei 2014 pukul 00.00 WIB.

Dalam serah terima tersebut, PHE Siak menguasai 100 persen hak partisipasi Blok Siak, karena itulah Pemprov Riau meminta ada kolaborasi yang memungkinan perusahaan daerah ikut.

Produksi minyak Siak kini sekitar 1.800 barel per hari. Blok Siak terdiri dari tiga lapangan yakni Lindai, Batang dan South Menggala. PHE Siak menargetkan produksi Blok Siak bisa mencapai 2.000 barel per hari.

Sebagai operator, produksi minyak PHE saat ini sekitar 116.000 barel yang 68.000 barel per hari di antaranya merupakan bagian PHE. (Antara)