Ramadhan yang Selalu Dirindukan

Ahad, 05 Juni 2016

post

Ketika akhir  bulan Ramadhan satu tahun yang  lalu kita berdoa, " Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan  sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati, bukan puasa yang sia-sia. kini bulan Ramadhan akan  hadir kembali dan kehadirannya selalu ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang beriman kepada Allah SWT. 

Bersyukur kepada Allah karena umur yang tersisa insya Allah masih sampai kepada bulan Ramadhan di tahun ini, sebab tidak semua orang punya kesempatan untuk sampai kepada bulan Ramadhan tahun ini, karena banyak diantara saudara-saudara kita pada tahun yang lalu masih bersama kita melaksanakan  kegiatan ibadah dibulan yang mulia ini, namun di tahun ini mereka tidak lagi bersama kita  karena mereka telah terlebih dahulu dipanggil pulang oleh Allah SWT. 

Sebab itulah kita yang masih hidup di dunia ini pantas bersyukur kapada Allah SWT. karena kita masih diberikan Allah kesempatan umur hingga insya Allah sampai kepada bulan Ramadhan pada tahun ini. Untuk menyikapi datangnya bulan Ramadhan adalah dengan menanamkan tekad di hati masing-masing untuk tidak menyia-nyiakan bulan Ramadhan yang  penuh kemuliaan ini kecuali dengan mengisinya amal yang shaleh. Orang yang seperti inilah yang digolongkan oleh Rasul Dalam hadits  yang artinya : “ Barang siapa yang  gembira dengan datangnya bulan Ramadhan Allah haramkan tubuhnya masuk ke dalam Neraka “ (An-Nasa’i).
  
Kekhususan yang ada pada bulan Ramadhan antara lain adanya kewajiban  melaksanakan puasa pada siang hari selama satu bulan, di sisi lain adanya anjuran untuk meningkatkan amal ibadah dan mengisi malam-malam bulan Ramadhan tersebut dengan berbagai amal ibadah, dan setiap amal ibadah yang dilakukan pada bulan ini pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. 

Puasa di bulan Ramadhan  disamping merupakan kewajiban yang disyari’atkan Allah, disisi lain puasa tersebut mendatangkan hikmah bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara kolektif dalam kehidupan masyarakat. Hikmah yang ada dalam pelaksanaan puasa bila disederhanakan secara garis besar hikmah tersebut ada dua makna, yaitu makna Spritual dan makna Sosial. Makna Spritual maksudnya seseorang yang melakukan ibadah puasa akan selalu merasakan betapa dia selalu merasakan dirinya semakin dekat dengan Allah. Apabila seseorang selalu merasakan dirinya dekat dengan Allah berarti dia memiliki daya kontrol yang baik untuk mengatasi segala godaan dalam kehidupannya, akhirnya melalui penghayatan pelaksanaan puasa akan tercipta pribadi-pribadi yang mulia yang memiliki sifat jujur, disiplin dan sifat terpuji lainnya. 

Adapun yang dimaksud dengan makna sosial adalah, bahwa dengan hikmah pelaksanaan  ibadah puasa seseorang akan dapat merasakan betapa tidak enaknya haus dan lapar yang bagi orang berharta hanya dia rasakan selama satu bulan, tidak demikian halnya bagi fakir-miskin yang hidupnya selalu dalam kekurangan, terkadang makan dan terkadang tidak. Melalui hikmah puasa yang dilaksanakan, diharapkan akan timbul sikap solodaritas sosial untuk saling membantu antar sesama, akhirnya akan tercipta rasa kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Bila demikian halnya dapat diambil kesimpulan bagaimanapun terjadinya kesenjangan sosial  di masyarakat, kecemburuan sosial tidak akan terjadi, karena masyarakat sudah terbentuk dengan pola kehidupan untuk saling membantu dan bekerja sama. 

Menyikapi datangnya bulan Ramadhan adalah, bahwa setiap pribadi muslim harus memiliki target yang akan dicapai pada saat keluar dari bulan Ramadhan. Target tersebut adalah, saat nanti keluar dari bulan Ramadhan dia harus mencapai predikat taqwa di sisi Allah SWT. Apabila seorang mukmin memiliki target seperti itu maka bulan Ramadhan yang datangnya hanya setahun sekali tidak akan dia sia-siakan. 

Semoga kita tergolong dalam kelompok orang-orang yang mendapat ampunan dari Allah SWT. Amin.


Penulis : M.SYAMSI, S.Pd. Guru. SMPN 3 Tanah Merah