Kanal

Sejarah Ritual Bakar Tongkang Bagansiapiapi

INHILKLIK.COM - Ritual Bakar Tongkang merupakan kisah pelayaran masyarakat keturunan Tiong Hoa yang melarikan diri dari ancaman si penguasa Siam.

Di dalam kapal yang dipimpin oleh Ang Mie Kui terdapat patung Dewa Kie Ong Ya dan lima Dewa lainnya. Panglima beliau disebut dikenal sebagai Kapitan.

Bakar Tongkang biasanya dimulai dengan prosesi sembahyang yang digelar menjelang ritual puncak. Kelenteng In Hok Kiong yang berada di kawasan Pekong Besar, Kota Bagan Siapiapi akan dipadati ribuan warga Tionghoa. Mereka sembahyang dan berdoa dengan khusyuk.

Prosesi persembahyangan ini dilakukan dalam dua gelombang. Pertama, dilakukan sebelum tongkang diarak ke kelenteng In Hok Kiong tanggal 15, bulan 5 imlek. Kedua, dilakukan setelah tongkang diresmikan dan disemayamkan di kelenteng In Hok kiong tanggal 16 bulan 5 imlek.

Persembahyangan pertama dilakukan saat masuk waktu pukul 00.00 WIB tanggal 15 bulan imlek. Para peziarah mulai melakukan sembahyang, hio-hio (dupa) raksasa mulai dibakar, kemudian sesembahan seperti be, buah-buahan, daging babi, ikan atau ayam mulai disusun di atas altar.

Ritual ini berlangsung hingga siang harinya sampai saat menjemput tongkang yang masih berada di tempat pembuatannya.

Pukul 16.00 WIB, kapal diarak dari rumah pembuatan menuju kelenteng In Hok Kiong melewati jalanan Kota Bagan Siapiapi. Sebelum diarak, terlebih dahulu diadakan sedikit upacara atau ritual yang dilakukan orang yang dituakan. Atraksi barongsai dan berbagai tabuhan kemudian mengiringi prosesi mengarak Tongkang (kapal) ini.

Setelah diarak, Tongkang disemayamkan di depan kelenteng In Hok Kiong, maka aktivitas persembahyangan di kelenteng In Hok Kiong ditutup untuk sementara waktu, agar memberikan kesempatan bagi Dewa Kie Ong Ya menjamu para Dewa-Dewa lainnya untuk menikmati shingle yang telah disiapkan para peziarah.

Prosesi ini berlangsung sampai pukul 00.00 WIB.Saat masuk tanggal 16, maka Tongkang diresmikan. Upacara peresmian dilakukan oleh seorang ahli gaib/suhu yang biasa dipanggil Tang Ki. Setelah itu, kelenteng kembali dibuka dan persembahyangan dilakukan sampai acara selesai, yakni saat tongkang dibakar di tempat pembakaran di Jalan Perniagaan, Bagansiapiapi.

Penulis: Rio Sunera/Tripriau.com
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER