Kanal

Pertamina Jual Mahal Pertalite dan Dexlite di Riau

INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Dikenal sebagai daerah penghasil minyak bumi, masyarakat Riau mesti membayar lebih mahal dibanding warga di daerah lain saat membeli bahan bakar minyak (BBM). Khususnya untuk Pertalite dan Dexlite.

Riau masuk dalam daftar teratas secara nasional dengan harga jual tertinggi untuk Pertalite dan Dexlite, yang masuk dalam kategori bahan bakar khusus (BBK)

Berdasarkan daftar harga BBK yang dikeluarkan Pertamina secara nasional 2 Mei 2017 lalu, Pertalite yang dijual di Riau, Kepulauan Riau (Kepri) dan Batam dibanderol Rp 7.900 per liter. Harga ini paling tinggi di banding provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Sebut saja ibu kota negara, DKI Jakarta, Pertalite dijual Rp 7.500 per liter. Bahkan jauh di ujung timur yang pendistribusiannya sulit, yakni Papua Barat, hanya dipatok seharga Rp 7.700 per liter.

Bukan cuma itu. Harga Dexlite di Riau tertinggi secara nasional, yakni Rp 7.600 per liter, seperti halnya di Kepri dan Batam.

Area Manager Comunication and Relations PT Pertamina Area Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Fitri Erika mengemukakan, perbedaan harga mengikut aturan yang diterbitkan masing-masing daerah. Itu karena setiap liter bahan bakar yang dijual dikenai biaya perolehan atau pajak oleh pemerintah daerah.

"Untuk BBM bersubsidi, Pemerintah Provinsi Riau (Pemprov Riau) melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 mengenakan pajak perolehan setiap liter sebesar 5 persen dari harga dasar. Sementara untuk BBK dikenai pajak perolehan senilai 10 persen dari harga dasar," papar dia kepada Tribun, Jumat (19/5/2017).

Berdasarkan perhitungan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, masyarakat sebagai konsumen ‘dipaksa’ memberi pemasukan ke kas daerah setiap kali mengisi bahan bakar kendaraan.

Setiap pengisian Pertalite, masyarakat Riau ‘menyumbang’ untuk pemerintah daerah senilai Rp 790 per liter. Aslinya harga dasar bahan bakar jenis ini Rp 7.110 per liter. Sedangkan untuk setiap liter pengisian Dexlite, masyarakat Riau menyetor Rp 760 ke kas daerah, dari harga dasar Rp 6.840 per liter.

Meski bukan di posisi teratas, harga bahan bakar khusus Pertamina Dex yang dijual seharga Rp 9.050 per liter di Riau tercatat tertinggi keempat secara nasional. Selanjutnya Pertamax dibanderol Rp 8.350 per liter dan Pertamax Turbo Rp Rp 9.350.

Beberapa pekan terakhir kesulitan masyarakat bertambah dengan dibatasinya BBM bersubsidi jenis Premium atau bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Sales Representatif Kantor Pemasaran Pertamina Riau Rifky Karta menepis anggapan pihaknya mengurangi pompa yang melayani pembelian Premium di SPBU. Tetapi, kata dia, langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan bahan bakar khusus jenis Pertalite.

“Penambahan pompa yang menyediakan Pertalite di SPBU bertujuan untuk membuat masyarakat nyaman dengan produk tersebut,” kata dia.

Menurut dia, saat ini suplai bahan bakar ke seluruh Riau masih didominasi bahan bakar minyak bersubsidi. Setiap hari suplai Premium rara-rata 1.500 kiloliter dan Solar bersubsidi 2.200 kiloliter. Kemudian disusul Pertalite 480 kiloliter, Pertamax Turbo 210 kiloliter, Pertamina Dex 40 kiloliter, dan Dexlite 120 kiloliter.

Ia mengatakan, kendaraan yang diproduksi saat ini memiliki spesifikasi konsumsi bahan bakar dengan oktan tinggi. Minimal Pertalite, yang memiliki researh octane number (RON) 90. Itu artinya lebih baik ketimbang Premium yang memiliki nilai oktan 88..

"Untuk mencukupi para pengguna kendaraan dengan spesifikasi ini maka kami menambah ketersediaan produk tersebut (Pertalite)," terang dia.

Terkait berapa jumlah penambahan pompa Pertalite dan pengurangan pompa Premium, pihak Pertamina belum mau menyerahkan data terkait hal tersebut.


(tribunpekanbaru)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER