Kanal

Nilai Ekspor Pinang Meningkat

INHILKLIK.COM, JAMBI - Pinang selama ini dikenal sebagai salah satu bahan utama obat-obatan, bahan pewarna, hingga sabun. Agar lebih dikenal luas, Pemkab Tanjabbar tengah mengembangkan produk olahan baru dari pinang, yakni permen.

"Ini sebagai upaya menyambut tantangan pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Permen pinang ini bisa menjadi produk turunan perkebunan yang siap dipasarkan," ujar Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Tanjabbar, Syafriwan.

Menurut Syafriwan, potensi perkebunan pinang di Tanjabbar bisa menjadi celah bagus pengembangan produk turunan. Untuk itu ia berharap dan mengundang adanya investor, khususnya industri hilir, yang bisa menghasilkan produk siap pakai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, membaiknya harga di pasaran ikut mengerek nilai ekspor pinang. Nilai ekspor komoditas perkebunan yang juga bisa dijadikan sebagai pewarna kain dan kosmetik ini pada 2015 mencapai 80.260.613 USD atau meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya.

Komoditi pinang baru menyumbang 3,26 persen dalam kegiatan ekspor di Provinsi Jambi. BPS juga menyatakan, pinang asal Jambi dikenal sebagai pinang terbaik di dunia karena memiliki kadar air rendah di bawah enam persen. Tiga daerah di Jambi sebagai sentra komoditas pinang adalah Kabupaten Tanjabbar, Tanjabtim dan Muarojambi.

Namun demikian, dari data BPS memperlihatkan ada penurunan produksi tanaman pinang. BPS mencatat produksi tanaman pinang pada 2015 sebesar 13.482, turun dari tahun sebelumnya sebesar 16,544.

Penurunan juga tercatat dari luas perkebunan pinang di Jambi. Dari data BPS terakhir 2010, luas perkebunan pinang di Jambi mencapai 17.969 hektare. Padahal tahun sebelumnya luas perkebunan pinang di Jambi mencapai 19.651 hektare. (yan/lp6)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER