INHILKLIK.COM, BAGANSIAPIAPI - Lembaga Dakwah Islam (LDI) Rokan Hilir siap mencoret pada tahun mendatang penceramah yang tidak datang memberikan tauziah pada malam ramadhan. Pasalnya, kasus ini terus berulang dari tahun ketahun.
Kesiapan tersebut diungkapkan Ketua LDI Rohil, Ramli, S.PdI, M.PdI, Selasa (30/5/17) disela-sela mengawas ujian semester genap, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ar-Ridha Bagansiapiapi. “Kedepan kita akan mencoret, siapa saja penceramah yang tidak hadir,” tegasnya.
Ramli juga menyayangkan sejumlah penceramah yang tidak hadir, padahal masyarakat sangat berharap, malam hari mendapatkan santapan ramadhan. “Sewaktu penyusunan jadwal penceramah, minta dimasukkan, tetapi setelah ada jadwal, tidak datang, masyarakat jadi kecewa, parahnya, penceramah berhalangan itu juga tidak menghubungi LDI, sehingga tidak bisa kita carikan gantinya,” keluhnya.
Keengganan penceramah datang memberikan tauziah tidak dipungkiri oleh Ramli karena beberapa faktor, diantaranya, beragamnya honor penceramah. “Terkadang hanya Rp20 ribu, jarak rumah penceramah dengan lokasi masjid atau mushollah tempat dia berceramah cukup jauh,” imbuhnya.
Untuk itu, dia melemparkan formulasi jika memungkinkan tahun depan akan menetapkan besaran honor penceramah. “Biasanya tarif penceramah itu Rp70 ribu sampai Rp150 ribu, tergantung jarak,” bebernya.
Tahun sebelumnya tarif penceramah itu bisa dipenuhi melalui bantuan (subsidi) dana dari Pemkab Rokan Hilir, namun untuk tahun ini, karena kondisi keuangan daerah sedang sulit, maka, anggaran itu tidak ada lagi, maka diharapkan kepada pengurus masjid atau mushollah yang mengupayakan.
Ramli juga mendengar, kalau dibeberapa tempat di Sumatera Barat dan beberapa belahan Riau, kalau tarif penceramah memang rata-rata Rp100 ribu, dan anggaran itu dilelang jemaah masjid dan mushollah untuk 30 malam, sehingga tidak membebani kas masjid atau mushollah, kedepan hal seperti itu juga bisa diterapkan di Rokan Hilir. (rtc)