Kanal

TPA Minim, Sampah Menumpuk di Tepi Jalan

INHILKLIK.COM, BAGANSIAPIAPI - Di beberapa titik ruas jalan sekitar Kota Bagansiapiapi bertumpuknya sampah hingga di badan jalan. Sampah bekas makanan, minuman dan rumah tangga berserakan di pinggir jalan yang mengeluarkan bau busuk dan merusak pemandangan.

Pantauan riaupotenza.com di lokasi pada Kamis (21/9) pagi hingga Minggu (24/9) pagi, terlihat sampah-sampah masih banyak berserakan di Simpang Jalan Gajah Mada, Pelabuhan Baru, Tangko, sisi Jalan Perwira, Utama, Pedagangan, Perniagaan, Area Taman Kota Bagansiapiapi dan sisi jalan lainnya yang dipenuhi sampah.

Hal ini sangat dikeluhkan masyarakat yang melintasi jalan, mereka menyanyangkan pengelolaan sampah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Salah seorang warga Jalan Tanah Putih, Ratih (26) mengeluhkan sampah sekarang semakin lama semakin menumpuk di sisi jalan. ‘’Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, sisi jalan terlihat bersih dan enak dipandang,’’ kata Ratih membandingkan.

Pada pagi hari, lanjut Ratih mengeluhkan, sampahnya menumpuk banyak di tepi-tepi jalan. Apalagi di daerah Pasar Datuk Rubiah sampah hasil limbah rumah tangga atau pasar banyak yang di buang di depan pasar. ‘’Memang kalau siang hari diangkut, tetapi kalau jalan lewat depan pasarkan tidak enak dipandang karena terlihat kotor,’’ kata Ratih.

Hal senada juga dikeluhkan Maya (43) warga Jalan Pelabuhan Baru, ia mengungkapkan, biasanya petugas kebersihan rajin menggangkut sampah didepan rumah. Namun sekarang, sampah yang ditaruh di depan rumah selama 3 hari tidak diangkut.

‘’Biasanya, kalau kita taruh ember sampah di depan rumah di angkut. Sekarang hanya sampah didalam plastik saja yang diangkut,’’ kata Maya heran seraya menambahkan akhirnya membuang sampah ke TPA sementara.

Minimnya TPA sementara yang ada di sekitar perumahan warga, juga mengakibatkan masyarakat kebingungan untuk membuang sampah sementara.

‘’Mungkin perlu dipikirkan bagaimana caranya agar warga ada tempat pembuangan sampah sementara, sehingga warga tidak kebingungan membuang sampah rumah tangga,’’ kata Maya khawatir kalau warga membuang sampah di sekolan atau saluran air bisa menyebabkan banjir.

Pemerintah, lanjut Maya berharap, melalui instansi terkait segera mengangkut sampah tersebut, sehingga pengendara yang melintasi bisa lebih nyaman dan terlihat bersih. Selain itu instansi terkait perlu memikirkan adanya TPA sementara, agar masyrakat bisa membuang sampah limbah rumah tangga di TPA tersebut.

Uang Dipungut, Sampah Tak Diangkut

Lain halnya dengan pemilik toko, yang harus membayar uang kebersihan Rp 30 ribu per bulannya ke petugas kebersihan. Wahyudi (37) pemilik toko roti mengaku setiap bulan harus mengeluarkan uang sebesar Rp 30 ribu untuk uang kebersihan. ‘’Kalau Rp 30 ribu saya tidak masalah, yang jadi masalah sampahnya tidak diangkut,’’ kata Wahyudi.

Selain itu, Muhammad Nurbita (28) pedagang kaki lima yang juga Warga Jalan Pulau baru saat di temui, Minggu (24/9) pagi mengatakan setiap hari ia harus membayar uang pajak untuk kebersihan. ‘’Tidak masalah kalau cuma membayar seribu perhari,’’ kata Nurbita menyarankan kalau sudah dibayar sampahnya diangkut.

Berbeda dengan Dedek (40) PKL penjual gorengan yang juga membayar seribu rupiah untuk uang kebersihan mengeluhkan kotornya kota Bagansiapiapi. ‘’Kalau dulu, mana ada kita lihat sampah beserakan seperti sekarang,’’ kata Dedek membandingkan.

Ia juga mengaku, seusai pulang dari berjualan sampah yang di hasilkam dibawa lagi pulang ke rumah. ‘’Kalau habis jualan, sampah besar malah saya bawa pulang,’’ kata Dedek.

Mungkin, lanjut Dedek menebak, karena petugas kebersihan belum gajian selama 6 bulan, maka sampah kadang diangkut dan kadang tidak. ‘’Ya, kasihan juga mereka belum gajian,’’ kata dedek menyarankan pengelolaan sampah diswastakan saja. (rpz)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER