Kanal

Ada Kemungkinan Jokowi Duet dengan Prabowo di Pilpres 2019, Apa yang Terjadi?

Presiden Joko Widodo diyakini akan kembali ke dalam pentas Pilpres 2019 untuk periode kedua kepemimpinannya.

Pun demikian dengan mantan pesaingnya di Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto yang juga ikut diyakini bakal kembali ke dalam jajaran capres.

Begitu temuan hasil survei yang dirilis lembaga survei Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/2).

Dalam diskusi rilis survei ‘Dinamika Pilpres 2019: Tiga Skenario Pilpres 2019, Siapa Kuda Hitam 2019?’ itu Jokowi tetap menempati posisi teratas.

“Dukungan publik saat ini terhadap Joko Widodo sebesar 48,8 persen dan Prabowo Subianto sebesar 22,3 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari.

Qodari menyebut, siapa nanti yang akan menjadi para pendamping keduanya di Pilpres 2019 akan mulai bisa dilihat mulai dari sekarang.

“Januari 2018 dapat dianggap sebagai garis start Capres 2019, karena perolehan suara dan kursi 2014 sah menjadi dasar pencalonan pilpres,” jelas Qodari.

Qodari menyebutkan saat ini ada tiga skenario besar dalam penentuan siapa yang akan maju.

Peluang terbesar adalah tarung ulang petahana Presiden Joko Widodo melawan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

“Skenario A yang kami buat adalah Jokowi bersama Mr. X akan melawan Prabowo Subianto-Mr. Y. Ini artinya dalam hukum sepakbola adalah rematch,” jelasnya.

Skenario lainnya, lanjut Qodari, peluang petahana Jokowi langsung berpasangan dengan Prabowo.

“Jokowi bisa saja menjadikan Prabowo sebagai wakil nantinya. Skenario ini seperti bidak kuda dalam catur dimana jalan zig zag, lawan jadi kawan,” kata Qodari.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan skenario utama tetap terpakai dengan ditambah satu calon kuda hitam sebagai penantang kontestan 2014 itu.

“Skenario terakhir adalah muncul calon lain yaitu ketika skenario para king maker jika aspirasinya mereka tidak terpenuhi. Mereka adalah Megawati, SBY dan JK,” demikian Qodari.

Sementara, selain Jokowi dan Prabowo, kembali muncul nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Gatot diyakini bakal menjadi kuda hitam yang cukup kuat dan bisa mengganggu ‘kenyamanan’ keduanya.

Bahkan, dalam survei dimaksud, Gatot menjadi calon presiden paling disukai masyarakat di bawah Jokowi dan meninggalkan Prabowo.

Qodori menambahkan, dengan klasifiksi perolehan di atas 50 persen, Jokowi memang masih menjadi menjadi calon presiden paling disukai masyarakat dengan angka 75,1 persen.

“Disusul Gatot Nurmantyo 70,2 persen, Jusuf Kalla 66,2 persen dan Prabowo di tempat keempat dengan angka 64,2 persen,” paparnya.

Nama-nama lain yang diminati mayarakat ada Agus Harimurti Yudhoyono dengan 61,2 persen, Hary Tanoesoedibjo 57,6 persen dan Anies Baswedan 54,9 persen.

Berikutnya disusul Presiden RI Ke-5, Megawati Soekarnoputri 54,5 persen, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar 54,3 persen dan Ketua Umum PKS, Shohibul Iman 50 persen.

Survei dilakukan dalam periode 23-30 Januari 2018 di 34 propinsi di Indonesia.

Dengan melibatkan 1200 responden dengan kategori memiliki hak pilih dalam Pemilu, survei ini menetapkan margin error plus minus 2,38 persen.

Adapun metode yang dipakai adalah multistage random sampling dengan wawancara tatap muka.

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER