Kanal

Eks Gubernur Solihin GP dan Istri Masuk RS, Kisah Cintanya Mirip Ainun dan Habibie

INHILKLIK.COM, BANDUNG – Selalu bersama dalam suka maupun duka. Itulah yang dilakukan mantan Gubernur Jawa Barat, Solihin Gautama Purwanegara atau Solihin GP dan istrinya, Maryam Harmain.

Solihin GP dan Maryam membuktikan bahwa cinta tak pernah lekang oleh waktu. Cinta mereka tak luntur termakan usia.

Di usianya yang ke-92, Solihin GP dan istri tetap memamerkan kemesraan. Hal itu tergambar dalam foto Solihin GP saat dirawat di rumah sakit bersama sang istri.

Gubernur Jawa Barat 1970–1974 itu dirawat di RS Borromeus Bandung. Ia dan istri dirawat dalam ruangan yang sama. Pensiunan TNI dengan pangkat terakhir letnan jenderal (Letjend) tersebut tampak menggenggam tangan istri.

Foto-foto Solihin GP dirawat bersama istri pun beredar di media sosial dan grup WhatsApp (WA). Foto tersebut mengingatkan warganet pada kisah cinta mantan Presiden RI, Bj Habibie dan Ainun yang menginspirasi banyak orang.

Gubernur Jawa Barat terpilih, Ridwan Kamil menyempatkan diri membesuk Solihin GP dan istri. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebut Solihin GP sebagai Bapak Jawa Barat.

“Melongok Bapak Jawa Barat, eks Gubernur, Bapak Solihin GP dan Ibu, yang keduanya bersamaan sedang dirawat opname di Rumah Sakit,” tulis Ridwan Kamil di akun Instagram pribadinya, Jumat (27/7/2018).

“Mari kita doakan agar keduanya kembali sehat dan pulih dari sakitnya, dan kembali aktif memberikan wejangan dan nasehat kepada pemimpin2 di Jawa Barat. Aamiin,” tambahnya.

Dilansir Wikipedia, Solihin lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 21 Juli 1926. Ia menjabat Gubernur Jawa Barat periode 1970 – 1974. Ia memiliki perhatian yang besar untuk mengatasi rawan pangan di wilayah Indramayu, dengan cara memasyarakatkan padi gogo rancah.

Upayanya memperlihatkan hasil sehingga terus dikembangkan. Lahir dalam keluarga bangsawan, dikenal sebagai tokoh yang merakyat. Karier militernya dimulai ketika pecah revolusi, sebagai komandan TKR Bogor, kemudian bergabung ke Kodam Siliwangi.

Menjadi kepala daerah di dua wilayah yang berbatasan memang memerlukan kerjasama untuk membangun kawasan. Namun, tak jarang karenanya justru perselisihan terjadi.

Misalnya saja, Gubernur Jawa Barat periode 1970 – 1974, Solihin GP, yang pernah merasa dilecehkan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Bagaimana ini bisa terjadi?

Kisah ini berawal saat Mang Ihin, sapaan akrab Solihin, hendak sowan ke Ali Sadikin di Jakarta. Sebagai Gubernur Jawa Barat yang baru, Mang Ihin merasa perlu berkonsultasi dengan Bang Ali, sapaan Ali, tentang bagaimana membangun wilayah.

Saat Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada 1970, Bang Ali sudah empat periode memimpin Jakarta. Prestasi-prestasi Bang Ali membangun Jakarta itulah yang membuat Mang Ihin merasa perlu berkonsultasi dengan gubernur ibu kota negara itu.

Nah, pada saat berbincang-bincang itu Mang Ihin merasa dilecehkan. Dalam ‘Cendramata 80 Tahun Solihin GP’ diceritakan, Mang Ihin tersinggung karena Bang Ali ingin ‘mengambil’ wilayah perbatasan yang menurutnya tidak bisa diurus oleh Jawa Barat.

“Jawa Barat tidak bisa melakukan pembangunan, sedangkan saya didesak oleh masyarakat agar memperluas daerah perbatasan antara DKI Jakarta dan Jawa Barat. Untuk itu, agar diikhlaskan saja saya membangun daerah perbatasan itu. Apalagi kan kita sama-sama dilahirkan di Jawa Barat,” kata Bang Ali sambil menunjuk peta Kabupaten Bekasi, Tangerang dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor. (pojoksatu)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER