Kanal

Korupsi, Nepotisme, dan Cinta Kemewahan, Dinasti Bani Umayyah Runtuh

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Dinasti Umayyah diakui membuat banyak kemajuan dalam dunia Islam, baik dama ilmu pengetahuan maupun dibidang keagamaan. Namun, pada akhirnya Bani Umayyah runtuh karena gaya hidup yang jauh dari tuntunan Islam.

Kondisi ini juga diperparah dengan ketidakstabilan politik dalam negeri. Pemberontakan mereda dan kemakmuran memang mampu dicapai pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz. Namun, Umar hanya berkuasa sekitar tiga tahun, dan penggantinya tidaklah secakap Umar.

Setelah berkuasa selama lebih kurang 90 tahun (41-132 Hijriah atau 661-750 Masehi), Dinasti Bani Umayyah digulingkan oleh Dinasti Bani Abbasiyah.

Abdul Syukur al-Azizi dalam bukunya yang berjudul Sejarah Terlengkap Peradaban Islam menuliskan penyebab kejatuhan Bani Umayyah adalah perilaku korup, boros, dan bermewah-mewahan dari kalangan istana. Selain itu, sistem khalifah yang diturunkan (monarki) juga menimbulkan persaingan tidak tidak sehat untuk merebut posisi khalifah.

Dalam pemerintahan, pejabat hanya dipilih berdasarkan faktor suka dan tak suka. Akibatnya, banyak pejabat yang mengisi posisi yang bukan bidangnya.

3 Rabi'ul Awwal 132 Hijriah, saat Bani Umayyah tengah mengalami kemunduran, Abdullah as-Saffah dibaiat sebagai khalifah pertama Bani Abbasiyah. Hal itu terdengar oleh khalifah terakhir Bani Umayyah, Marwan bin Muhammad. 

Marwan bin Muhammad segera berangkat untuk memadamkan pemberontakan tersebut. Namun, pasukannya dikalahkan pasukan as-Saffah, sehingga Marwan melarikan diri ke Mesir. Namun, dia dikejar, dan terbunuh di desa bernama Bushir.

Dengan kematian Marwan bin Muhammad, maka berakhirlah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Mereka digantikan oleh Dinasti Bani Abbasiyah.

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER