Kanal

Cerita Kematian Krisdayanti di Wamena, Sepakat Sembunyi Terpisah dengan Suami tapi Ketahuan

INHILKLIK.COM, WAMENA - Allah subhanahu wata'ala sudah mengatur ajal manusia. Kematian Krisdayanti dalam kerusuhan di Wamena, Papua jadi salah satu buktinya.

Saat kerusuhan pecah, Krisdayanti dan suaminya, Saiful Daeng Gading lari bersembunyi. 

Warga asal Takalar, Sulawesi Selatan itu sepakat bersembunyi terpisah. Harapannya agar aman.

"Sengaja saya berpisah dengan almarhumah. Saya suruh dia sembunyi di suatu tempat, tetapi ketahuan juga oleh massa itu. Hingga akhirnya istri saya mati dibunuh," tutur Saiful, Kamis (26/9/2019).

Kerusuhan Wamena dipicu kabar bohong bernada rasis. Akibatnya, banyak warga pendatang yang menjadi korban.

Krisdayanti bekerja di Kota Wamena sejak tahun 2014. Dia bekerja sebagai pramuniaga atau penjaga toko.

Korban mengalami luka bacokan pada bagian kepala hingga tewas. Dia sempat berusaha melarikan diri, namun nyawanya tak tertolong.

Paman korban, Nasrul Daeng Tata mengenal kebaikan kemenakannya itu.

"Semasa hidup, almarhumah orangnya baik sekali. Buktinya setiap minggu, dia selalu mengirimi kami uang ke sini," kata dia. 

Keluarga di Takalar sudah sempat khawatir saat pecah kerusuhan pertama beberapa waktu lalu. Saat itu, Krisdayanti dan keluarga aman.

"Setiap hari juga kami selalu video call dengan dia," tambah Nasrul.

Jenazah Krisdayanti telah dimakamkan, Kamis sore (26/9/2019). Jenazah sempat disemayamkan di rumahnya di Dusun Kaballokang, Desa Bontolanra, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, sebelum dimakamkan.

Jenazah Krisdayanti tiba pukul 16.00 wita diantar suaminya, Saiful Daeng Gading yang selamat saat kejadian.

Jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans dan dikawal aparat TNI. Saat tiba di rumahnya, tangis keluarga langsung pecah. 

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER