Kanal

3 Gangguan Psikologis Akibat Media Sosial

INHILKLIK.COM - Media sosial tak ubahnya buku harian bagi seseorang. Seruan kegembiraan, keluhan, hingga kegalauan bermuara di sana. Antara pencitraan atau kejujuran, tidak ada yang tahu, kecuali sang pengguna sendiri. Apakah Anda juga begitu menggandrungi media sosial? Selain merasa lebih lega, bermain media sosial memang dapat memperbaiki silaturahim dengan teman lama dan mendatangkan teman baru. Namun, manfaat positif ini bisa tergantikan dengan efek negatif akibat penggunaan yang berlebihan.

Ya, ada dua sisi yang harus disikapi dengan bijak. Ketidakmampuan mengontrol diri bisa saja mengakibatkan Anda mengalami gangguan psikologis akibat teknologi. Dari sekian banyak, kenalilah tiga jenis gangguan berikut ini agar Anda dapat lebih waspada dan bersikap lebih bijak.

"Social (Media) Anxiety Disorder", Pernahkah ketika Anda asyik mengobrol dengan beberapa teman, masih bisa sigap memperhatikan nyala atau bunyi notifikasi dari ponsel? Perhatian bisa seketika teralihkan karena seseorang telah mengomentari status Facebook terbaru atau "menyambar" tweet Anda. Apabila perilaku-perilaku seperti itu melekat dalam diri, bisa jadi Anda berpotensi untuk mengidap social (media) anxiety disorder (SAD). Gangguan ini dapat dipahami sebagai ketakutan atau kecemasan dalam berkomunikasi di media sosial.

Seseorang merasa takut atas penghakiman buruk dari kerabat yang berada di jejaring sosial. Kecemasan terlihat ketika seseorang takut dicap sebagai orang yang sombong ketika memberikan respons yang lambat. Bahkan.seseorang bisa merasa tertekan jika kerabat dekatnya meng-unfollow atau mem-block akunnya tiba-tiba. SAD juga bisa berpeluang untuk masuk dalam kategori penyakit klinis.

OCD dan "social phobia", Penggunaan teknologi memicu hadirnya kedua gangguan ini. Salah satu gejala seseorang mengalami obsessive-compulsive disorder (OCD). ia tidak dapat meninggalkan ponselnya sedetik pun ketika sedang menjalani aktivitas lain. Sementara itu, social phobia menunjukkan gejala adanya rasa sakit hati ketika seseorang mendapat komentar atau balasan pesan negatif dari orang lain di dunia maya. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memberikan pengaruh buruk dalam interaksi sosial di dunia nyata.

FOMO, Fear of missing out (FOMO) dimaknai sebagai perasaan tidak nyaman karena ada sesuatu yang terlewatkan mengenai aktivitas orang lain. Hal ini mengakibatkan seseorang cenderung untuk terus mencari tahu apa yang dialami orang lain, apalagi pengalaman tersebut belum pernah dirasakan sendiri.

Kini, seseorang mudah tergoda untuk selalu mengakses jejaring sosial dan memantau akun lain secara konstan. Kehidupan orang lain seolah-olah terlihat lebih indah dan menarik, sayang jika terlewatkan. Gejala-gejala sepele yang kerap terlihat, sejumlah orang tanpa sadar 'mewajibkan' diri memantau lini masa sebelumd an sesudah tidur meski hanya sekadar menyimak perbincangan antar akun. (vivalog)
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER