Kanal

Menghitung Efektifitas Diri di Akhir Tahun

Pergantian tahun 2014 ke 2015 adalah momentum yang tak bisa dielakkan oleh setiap orang. Bagi mereka yang hidup didunia pergantian waktu adalah suatu kemestian yang terjadi. Bahkan waktu menjadi tolak ukur kebermaknaan seseorang ketika menjalani hidup didunia. Kebermaknaan yang saya maksud adalah karena olah laku orang yang mau memperhatikan waktu itu. Olah laku itu terkadang mengantarkan mereka seakan masih hidup ditengah-tengah kita mesti jasadnya sudah lama terkubur. 

Islam sendiri dalam Al-Quran memuat kata-kata yang berkenaan dengan waktu,bahkan tidak jarang Allah SWT menggunakan waktu dalam kalimat sumpahnya, contoh “Wal Ahsr” (demi Masa) “wa Adhuha” (demi waktu) dan lainya. Yang perlu diinggat ketika Allah SWT bersumpah ada beberapa catatan yang saya ingin kemukakan. 

Pertama adalah untuk mengangkat kedudukan kata yang disertakan dalam sumpah itu, contohnya demi masa, kata masa menjadi tinggi kedudukannya, kedua kata yang disertakan dalam sumpah perlu diambil perhatian lebih, artinya masa itu perlu diperhatikan jangan dipandang dengan enteng saja, ketiga sumpah adalah untuk menerangkan ada pemberitahuan yang mesti diperhatikan setelah sumpah artinya kalimat setelah sumpah adalah merupakan hal yang berisi pengajaran yang wajib untuk dicermati.

Apa sebenarnya yang kita mesti cermati dalam setiap pergantian waktu itu, Al-Quran sendiri sudah mengisyaratkan bahwa yang perlu diperhatikan dalam setiap perubahan waktu adalah “Kualitas waktu itu sendiri” seberapa kualitasnya waktu digunakan oleh yang empunya waktu.

 Tolah ukur terhadap berkualitas atas tidaknya waktu itu adalah bertambahnya IMAN dan AMAL SHOLEH. Kita akan mendapati diberbagai ayat didalam al-Quran yang menggandengkan antara IMAN dan AMAL SHOLEH, hal itu menandakan ia adalah hampir bagian yang tak terpisahkan. Semakin beriman seseorang maka amal-amalannya semakin sholeh, semakin baik, semakin membawa manfaat bagi dirinya dan lingkungannya, semakin berkah dan jadilah ia sebagai penebar rahmah (kasih sayang).

Dengan Penambahan Keimanan akan mendorong seseorang menyadari bahwa dirinya diawasi oleh Allah SWT sebagai Tuhan yang serba MAHA. Maka akan membuatnya malu untuk berbuat kerusakan pada diri maupun kerusakan terhadap oranglain dan lingkungan. Sehingga yang tersisa dalam dirinya bagaimana berbuat baik (Amal Sholeh), Amal Sholeh itu sendiri jangan diartikan sebagai perbuatan yang terkait ia dan TUHAN saja, tapi juga perbuatan yang terkait dengan manusia dan lingkungan. Seseorang harus Sholeh secara individu (Privat) dan Sholeh secara masyarkat (Publik). 

Maka memasuki tahun 2015 ini hendaknya kita menghitung sudah sebarapa efektivitas waktu yang kita gunakan sebelumnya untuk penambahan kepada keimanan dan amal sholeh kita. Menghitung efektivitas bukan berarti sesuatu yang harus disesali tetapi ia adalah suatu pijakan untuk belajar menambah sekira kurang, memperindah sekira masih terlihat kurang pas. 

Diakhir tulisan ini saya mengajak kita semua untuk melangkah dengan mantap menatap tahun 2015 dengan mendorong diri untuk mengupayakan penambahan pada Keimanan dan Amal Sholeh dengan mendayagunakan seluruh instrumen yang dimiliki untuk mencapai kedua hal tersebut mesti dimaksimalkan. (*)


Penulis : Abdul Malik Al-Munir
Kelahiran Pulau Palas - INHIL Riau, saat ini menimba ilmu di Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurusan Study Qur'an Hadist. Pendiri Rumah Peradaban yang bergerak dibidang Social Kemasyarakatan. 
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER