Kanal

Rusia Operasikan Rudal BUK di Lokasi Jatuhnya MH17

Seorang milisi separatis berdiri di antara puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di wilayah Ukraina, 17 Juli 2014
Seorang milisi separatis berdiri di antara puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di wilayah Ukraina, 17 Juli 2014(REUTERS/Maxim Zmeyev)
INHILKLIK.COM - Rusia kembali dikaitkan dengan insiden tertembak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17, 17 Juli lalu. Laman BBC merilis kesaksian tiga warga sipil yang mengaku melihat militer Rusia mengoperasikan sistem peluncur rudal BUK di lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. 

Kesaksian tiga warga sipil itu diunggah di BBC untuk program Panorama edisi Senin, 8 September 2014. Ketiganya mengatakan sebuah peluncur rudal terlihat melintas di area yang dikuasai oleh kelompok separatis Ukraina, tepat beberapa jam sebelum pesawat jet Boeing itu tertembak.

Satu saksi mata melihat peluncur rudal itu di area Snezhnoye, sekitar 16 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat. Peristiwa itu terjdi pada pukul 13.30 waktu setempat.

"Kami baru saja melihat alat itu tengah disiapkan dan ketika BUK mulai menyalakan mesinnya, asap dengan cepat memenuhi area tanah lapang di sana," ungkap saksi yang tidak disebut namanya itu.

Sementara saksi lain mengatakan, kru yang mengoperasikan alat itu merupakan pasukan Rusia. "Mereka terlihat disiplin, tidak seperti kelompok separatis, dan tidak mengenakan seragam kamuflase sesuai standar militer Ukraina dan pasukan pemberontak," kata saksi itu.

Selain itu, imbuh saksi tersebut, cara mereka berbicara terdengar akses Rusia yang kental. "Cara mereka mengatakan huru 'g' berbeda dengan kami," imbuh dia. 

Di timur Ukraina, kebanyakan orang memang berkomunikasi dalam Bahasa Rusia, tetapi kru yang mengoperasikan BUK tidak berbicara dengan aksen lokal. Kesaksian itu dikonfirmasi oleh saksi kedua yang melihat seorang petugas menggunakan jip militer mengawal BUK. Dia, kata saksi, berbicara dengan aksen Muscovite.

Apabila kesaksian ini benar adanya, maka kru BUK bisa jadi merupakan bagian dari "Pasukan Hantu" Kremlin. Sebelumnya, ada laporan yang menyebut ribuan pasukan Rusia secara sembunyi-sembunyi telah menginfiltrasi ke Ukraina. Pasukan itu cenderung membantu kelompok separatis.

Rusia bantah
Sejak awal insiden ini mencuat, Istana Kremlin, Rusia, telah membantah memberi dukungan bagi kelompok separatis. Dua hari sejak pesawat MH17 jatuh, juru bicara Kementerian Pertahanan, membantah adanya pasukan bersenjata Negeri Beruang merah dan alutsista mereka melintasi perbatasan menuju ke Ukraina.

"Hal semacam itu tidak bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi," ujar juru bicara itu dan dikutip kantor berita Rusia, ITAR-TASS.

Selain itu, dia menambahkan, ahli spesialis BUK tidak mengoperasikan senjatanya untuk menyasar target di udara. "Kami hanya ingin menjelaskan bahwa pengendali tembakan hanya dibutuhkan untuk menyasar target di darat," imbuh dia.

Rusia juga menunjukkan berbagai bukti, termasuk sebuah video batalion tank dan peralatan militer yang justru malah ditembak dari belakang di Ukraina. 

Sebelumnya, BBC sempat bertanya kepada Presiden Vladimir Putin ketika dia berkunjung ke sebuah museum di Siberia, mengenai aksi pembunuhan yang terjadi di Ukraina. Putin langsung menimpakan kesalahan kepada Pemerintah Ukraina karena tidak mampu bernegosiasi dengan kelompok separatis.

"Apa esensi dari tragedi yang kini terjadi di Ukraina? Menurut saya, Pemerintah Ukraina tidak ingin melakukan dialog politik substantif dengan warga di bagian timur. Dan saat ini, justru tengah memasuki proses paling penting dan saya sudah berbicara dengan Presiden Petro Poroshenko, kontak semacam itu diperlukan saat ini juga," papar Putin. (viva)
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER