Kanal

Asap ini Tanggung Jawab Siapa ?

Abdul Malik Al-Munir
Oleh: Abdul Malik Al-Munir
(Founder Rumah Peradaban, Dewan Pembina IPPMBR)

Sudah sepekan lebih kondisi Kota Pekanbaru berbeda dengan sebelumnya di karenakan Asap Tebal menyelimuti pemandangan. Kualitas udara Pekanbaru dalam kategori tidak sehat ini sesuai dengan alat ukur kualitas udara. Asap tebal berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan masyarakat yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, gangguan pernapasan serta tenggorokan.

Selain itu juga asap tebal mengganggu jarak pandang bagi pengendara kendaraan sepeda motor. Saat ini tersebar 75 titik api yang tersebar berbagai daerah di wilayah Provinsi Riau seperti Kabupaten Bengkalis dengan titip api tertinggi dengan 35 titik api, Kabupaten Siak dengan 12 titip api, Dumai 10 titik api, Kabupaten Pelalawan dengan 9 titik api, Rokan Hilir 8 titik api, Kepulauan Meranti 3 titik api dan Indragiri Hilir dengan 2 titip api.

Kondisi asap yang menyebabkan udara yang tidak sehat ini mengakibatkan dinas pendidikan meliburkan sekolah-sekolah. Tentu kondisi ini tidak baik, sebab mereka peserta didik mesti merelakan wkatu yang seharusnya digunakan untuk belajar, kini mesti terbuang. Dalam hati saya sebetulnya tanggung jawab siapa untuk mengatasi situasi ini?

Asap tebal ini juga menjadi keresahan Negara tetangga seperti Singapura melalui Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura Vivian Balakrishnan yang dilaporkan  pada Channel News Asia dalam akun Facebook nya. Ia menulis kritik pedas yang mengungkapkan lagi-lagi, titik api meningkat secara dramatis di Sumatera dengan 458 titik api yang terlihat. Ia juga berharap agar hujan segera turun guna membantu proses pemadaman api, namun hujan tidak cukup hentikan masalah ini.

Mereka (Singapura, red) akan mencoba mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan, tapi kita semua tahu kesejahteraan negara tetangga dekat kita bukan lah prioritas mereka. Apakah kita tidak malu dengan sindiran seperti ini ? lagi-lagi saya bertanya tanggung jawab siapa kondisi asap ini? Bahkan ada sebuah anekdot yang ditulis oleh teman saya didinding facebooknya, “kalau biasanya Riau terkenal dengan ikan salainya, yaitu ikan yang diasapkan. Apakah Riau hari ini akan terkenal dengan manusia salainya, manusia yang diasapkan? 

Melalui tulisan ini tentu saya menghimbau kepada seluruh pihak terkait dalam penanggulangan kebakaran hutan agar melakukan aksi nyata dalam penangggulangan ini. Tentu apa yang saya utatakan ini ada landasannya. Kalau melihat instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Presiden Republik Indonesia. Intruksi ini juga ditujukan kepada Gubernur dan Bupati setiap Provinsi yang dalam hal ini mesti mengoptimalkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tentu dengan adanya instruksi ini, kita mengharapkan kepada Pemerintah daerah melalui BPBD untuk mengoptimalkan kinerjanya sehingga BPBD sebagai wakil pemerintah dapat menjelma menjadi hero bagi masyarakatnya.   

Dan jauh dari itu, pemerintah harus menyusun draf dan melaksanakan peraturan dalam rangka pengendalian dan pencegahan terhadap kebakaran hutan, karena kebakaran hutan sering terjadi diRiau. Tentu kita tidak inggin terus-terusan terjatuh pada lubang yang sama. #save our Riau#
Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER