Kanal

Mahasiswa Dalam Pembangunan Bangsa

Fuady Noor, SE
Oleh : Fuady Norr, SE
- Managing Director NBP Group
- Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Pekanbaru
- Mantan Ketua Umum Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Universitas Riau Periode 1999-2000
- Salah Seorang Pendiri LPII FE Universitas Riau Tahun 1999



Sudah menjadi kewajiban bagi setiap Pemuda dan Mahasiswa dalam memperjuangkan pembangunan Bangsa. Bahwa dari dahulu sampai sekarang Mahasiswa dan Pemuda selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur pelaku perubahan di negeri ini. Sebut saja sejak masa Kebangkitan Nasional 1920, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, hingga masa awal Orde Baru 1966 dan Orde Reformasi 1998, Mahasiswa senantiasa memberi kontribusi  positif serta memberi warna benderang terhadap dinamika perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Dalam proses pembangunan bangsa, Mahasiswa dan Pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional.

Mahasiswa dalam menjalankan perannya juga dilandasi oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian Kepada Masyarakat. Khususnya Pengabdian kepada masyarakat diterapkan dengan cara adanya kontribusi oleh perguruan tinggi ataupun Mahasiswa yang berpendidikan tinggi terhadap masyarakat. Kontribusi dalam hal ini adalah kontribusi yang bersifat konkrit yang bisa dirasakan oleh masyarakat yaitu dengan adanya penerapan ilmu dan teknologi yang dikembangkan melalui penelitian.

Aktivitas ini harus dilakukan bagi setiap perguruan tinggi yang tidak bersifat mencari keuntungan. Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat diharapkan adanya umpan balik kepada perguruan tinggi yang akan dilakukan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lajut. Jika tidak adanya pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi tidak akan bisa melakukan pengembangan ilmu teknologi lebih lanjut.

Kualitas para mahasiswa tentu tidak lepas dari peran perguruan tinggi itu sendiri. Di negara berkembang seperti Indonesia, peran perguruan tinggi sangatlah sentral. Perguruan tinggi merupakan tempat penyiapan sumberdaya manusia untuk mendukung pembangunan nasional, baik dari tenaga madya yang terampil, para pemikir, maupun para ilmuwan peneliti yang handal. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan penyumbang ilmu dan teknologi bagi masyarakat, bukan sebagai pabrik sarjana, dan tidak sebatas menerima mahasiswa sebanyak mungkin, membangun fasilitas fisik, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang riset, maka terdapat beragam instrumen yang terlibat didalamnya, seperti lembaga litbang dan perguruan tinggi. Sebagaimana telah kita ketahui selama ini, bahwa secara harfiah perguruan tinggi di Indonesia memiliki peranan sebagai pilar dan fundamen dalam proses transformasi peradaban bangsa, yang secara praktis pada manifestasinya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Perguruan Tinggi merupakan faktor penting dalam memulai suatu perubahan untuk memperbaiki kualitas para sarjana di tanah air. Apabila tidak waspada akan arus Globalisasi dimana Indonesia maka akan menghasilkan lulusan yang belum mampu berkompetisi di pasar tenaga kerja global? Perguruan Tinggi harus mampu mengantisipasi terhadap kesenjangan antara kualifikasi yang diperlukan dengan kompetensi lulusan. Idealnya suatu perguruan tinggi harus dapat menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif untuk terbentuknya kompetensi tersebut. Sehingga, pada akhirnya peran dan fungsi mahasiswa dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara dapat teraplikasikan dengan optimal.
   

Semua orang berhak memiliki keinginan dan cita-cita, namun demikian jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang orientasinya terlalu egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat dengan segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa gangguan. Egois sekali rasanya kalo kita memiliki cita-cita seperti itu tanpa punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib bangsa ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi negara kita saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar itu ada dalam diri mahasiswa. 

Pemuda memiliki tipe pemikiran yang kritis dan kreatif. Mahasiswa sebagai bagian dari pemuda tak lepas dari sifat ini. Sejarah mengatakan, bahwa perubahan-perubahan besar berawal dari para pemuda. Kita dapat melihat bagaimana peristiwa kebangkitan nasional, sumpah pemuda, proklamasi kemerdekaan Indonesia serta reformasi berawal. Semua tidak luput dari peran para pemuda begitupun dengan berbagai peristiwa perubahan, revolusi dan pembaruan di beberapa belahan dunia.

Percayalah bahwasanya kebangkitan bangsa ini akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa, seperti sejarah yang terus berulang dari masa ke masa.

Peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun kebangkitan bangsa adalah mengisi pembangunan, melakukan social control terhadap kebijakan pemerintah, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Mengisi pembangunan misalnya adalah dengan cara belajar dengn baik di kampus, mengikuti perlolmbaan dalam meraih prestasi, buat suatu penelitian atau temuan-temuan baru yang dapat menjawab permasalahan yang ada.

Mengisi pembangunan dengan modal intelektual atau intellectual capital yang mahasiswa seharusnya miliki. Kedua, melakukan social control terhadap segala kebijakan pemerintah, namun ketika mahasiswa berbicara sebagi agent of control ada sekian konsekuensi yang menghadang baik berupa tekanan, ancaman maupun bentuk lain dan sejenis, walaupun demikian bukan berarti konsekuensi semacam ini lantas mampu menyurutkan mahasiswa dalam cinta-citanya yang mulia selama mahasiswa memahami perannya sebagai agent of control. 

Mahasiswa adalah salah satu kelompok elit dalam masyarakat yang masih memiliki idealisme yang tinggi, dikarenakan posisi mahasiswa sebai cluster penerus bangsa yang sangat diharapkan sebagai Agent of Change (Agen Perubahan) yang mampu membawa perubahan maka tidaklah bijak apabila mahasiswa hanya diam ketika melihat kesewenang-wenangan baik dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak non pemerintah, dalam konteks ini mahasiswa haruslah mampu menempatkan diri sesuai dengan fungsi sosialnya secara tepat walapun mahasiswa seakan-akan terpisah dari jenis masyarakat lainnya tetapi sejatinya mahasiswa tetap terikat dengan fungsi-fungsi sosialnya, maka mahsiswa haruslah mampu menjadi suatu cluster masyarakat yang mampu membaca kebenaran secara proporsional, ketika pemerintah misalnya benar dalam kebijakannya maka mahasiswa harus berani memuji keberhasilan pemerintah dan sebaliknya ketika pemerintah mengambil keputusan yang menyudutkan rakyat maka mahasiswa harus berada di barisan depan perjuangan. 

Tidak bisa dipungkiri tampilnya mahasiswa sebagai generasi pengabdi adalah peranan mahasiswa yang paling diharapkan segera muncul namun, kondisi setelah perang kemerdekaan menunjukan progress kearah sebaliknya, mahasiswa era modern cenderung apatis dengan kondisi masyarakat walupun memang ada sebagain kecil mahasiwa yang begitu peduli dengan kondisi masyrakat, hal ini amatlah ironis ketika kita bandingkan dengan konteks mahasiswa pada zaman kemerdekaan yang tidak hanya menyuarakan pembelaan terhadap kepentingan masyarakat tetapi mereka sekaligus menjadi barisan depan yang melakukan perubahan baik berupa pemikiran maupun pratik nyata, dan terbukti Indonesia mampu terbebas dari belenggu penjajahan, maka tiada yang lebih bijak ketika mahasiswa dengan sekian kondisinya terus memegang cita-cita sebagai suatu cluster intelektual yang senantiasa bertangungjawab dengan kondisi sosial-kemasyarakatan.

Dengan memahami secara bijak akan ketiga peran mahasiswa, kebangkitan bangsa ini tak akan lama lagi kita raih. Mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera saat ini. Mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, arif dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran-peran lainnya.

Peran Pemuda atau Mahasiswa sebagai Tunas dan harapan bangsa ini adalah meneruskan perjuangan bangsa ini untuk pertempuran yang lebih besar menunggu di depan kita krn masih banyak kebodohan dan kemiskinan dinegeri tercinta kita, masih banyak desa tertinggal, gizi buruk dll sebagai generasi penerus perjuangan bangsa kita dituntut membuat perubahan yang signifikan dari segi apapun (apapun profesi kita & siapapun kita) untuk kemajuan bangsa karena nasib bangsa ini ada ditangan kita. Kobarkankan semangatmu... demi perubahan nyata…karena Ibu Pertiwi merindukan orang-orang yang tulus membagun jiwa dan raga bangsa ini!

“Semangat Pemuda dan Mahasiswa adalah Semangat Perubahan…”


Mahasiswa layak disebut sebagai agen of change, social control, kaum intelektual, insan akademis, ataupun kita mengenal dengan slogan “Maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada pemudanya”, sebagai mahasiswa dapat bisa menunjukkan kepedulian dalam pembangunan daerah dengan berbagai cara, seperti ikut membangun citra yang baik, berprestasi di bidang keilmuan masing-masing dan membawa nama baik daerah. Yang terpenting adalah adanya komitmen dalam membangun di mana pun kita berada.

Sifat optimis mahasiswa juga mempengaruhi kesuksesan dalam pembangunan daerah, seperti sikap untuk mengasah kemampuan reflektif, membangun kebiasaan bertindak, melatih kemampuan kerja teknis, serta dari potensi mereka juga bisa dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya

Beberapa kelebihan mahasiswa yang bersifat alami seperti berfikir idealis, kritis & kreatif untuk membuat arus perubahan menuju yang lebih baik sebagaimana idealita yang ada didalam benak para mahasiswa. Serta dipadu dengan sifat semangat, dan juga didukung oleh kekuatan fisik yang masih prima, maka arus perubahan dan pembangunan daerah pun akan semakin besar. Mahasiswa yang memiliki jiwa muda tak akan kenal lelah dalam bekerja dan menggerakkan perubahan itu, sehingga dalam waktu yang tak terlampau lama pembangunan dan perubahan apa yang mereka inginkan akan pasti segera tercapai.

Mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera saat ini. Mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, arif dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran-peran lainnya. 

Mahasiswa hendaknya menjadi masyarakat independent-intelligence sehingga mahasiswalah yang paling sensitif mengenai permasalahan-permasalahan bangsa kemudian mampu tampil kedepan dengan membawa solusi yang optimal, sehingga mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa seutuhnya yang tidak hanya berani menyuarakan saja tanpa berani mengambil tidakan nyata. Saat ini yang paling dibutuhkan adalah mahasiswa-mahasiswa dengan semangat juang tinggi dalam mengoptimalkan kemerdekaan bukan sebatas mahasiswa yang padai meyuarakan tetapi nol besar dalam pratik melaksanakan pembangunan bangsa, sehingga mahasiswa Indonesia mampu benar-benar menjadi pioner pembangunan bangsa.

Tepatlah kiranya jika Presiden Pertama Republik ini, Soekarno, pernah berkata, “Beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia”. Perkataan tersebut ternyata bukan sekadar seloroh belaka, karena pemuda memiliki semangat dan idealisme perubahan. Sejarah telah membuktikan, kemerdekaan Indonesia tidak serta - merta terwujud dari semangat perjuangan karena ditekan atau dijajah, melainkan juga karena semangat perubahanpemudanya.

“Semangat Pemuda dan Mahasiswa adalah Semangat Perubahan…”

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER