Demikian dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Masalah Kesehatan Saut Pakpahan, Selasa (10/9) di ruang kerjanya. Hasil dari program tersebut diyakini sangat aman dari pencemaran, jika tinja tersebut dibuang ke dalam sungai. Sebab sudah tidak banyak mengandung bakteri e-coli.
‘’Bakteri itu dapat mengakibatkan pencemaran yang bisa menjadi sumber berbagai jenis penyakit berbahaya bagi masyarakat,’’ tutur Saud.
Adapun tripicon tersebut, lanjut Saud terbuat dari tabung penyimpan air yang diberi pipa dan di dalamnya diberikan telur busuk sebagai zat pengurai bakteri e-coli yang bersumber dari tinja.
Sebagai alasan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil berencana menerapkan program demikian di bagian pesisir Inhil. Pasalnya, sebagian besar masyarakat di pesisir Inhil masih membuang langsung kotoran ke dalam sungai tanpa ada perantaranya.
‘’Seperti kita ketahui, warga yang banyak bermukin di pinggiran sungai masih menggunakan jamban untuk buang air besar. Lalu dengan menggunakan program itu maka jumlah bakteri e-coli yang ada di air sungai dapat dikendalikan.
Dengan demikian kadar air sungai di Inhil menjadi bersih secara perlahan-perlahan. Tripicon ini adalah program nasional yang sudah diterapkan maksimal di beberapa daerah se-Indonesia,’’ tutur Saut.
Di samping itu program murah dan mudah untuk dibuat. Oleh karena itu dia berharap warga pesisir Inhil yang selama ini masih bergantung pada jamban untuk membuang air besar, agar dapat beralih ke program tripicon.(adv/riaupos)