Ayah Pergi, Ibu Meninggal, Andini Gadis Belia di Pelalawan Ini Berhenti Sekolah Demi Menjaga Dua Adiknya
INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Andini, gadis 14 tahun harus rela melepaskan seragam sekolahnya dan fokus menjaga serta menghidupi kedua adiknya.
Hal ini terpaksa dilakukannya sebab ibu yang sebelumnya menjadi tulang punggung telah menutup usia sejak lima hari lalu.
Gadis cantik yang sempat duduk di bangku SMP kelas VII di kecamatan Kerumutan sekitar 4 jam perjalan dari kota Pangkalan Kerinci, Pelalawan ini, kini tinggal di rumah papan sederhana peninggalan orangtuanya.
Tanpa bimbingan dan kasih sayang orang tua, Andini tetap tegar merawat dua adiknya.
Almarhumah Ijaz (40) ibu kandung Andini wafat setelah bergelut dengan penyakit yang dideritanya Tubercolosis akut sejak beberapa waktu lalu. Sementara, keberadaan ayah tak pernah diketahuinya sejak kelahiran adik keduanya. Malahan, informasi ayahnya telah berkeluarga lagi.
Diceritakan Dedi Azwandi selaku Wakil Ketua Yayasan Mualaf Center Riau, Andini sebatang kara menghidupi dua adik kandungnya Siratul Jannah (4 bulan) dan Purwanti (1,8 tahun).
Hidup tabah sudah dijalaninya sejak ibunya mulai sakit-sakitan beberapa waktu lalu. Tanggung jawab yang dipikul almarhumah sebagai tulang punggung keluarga juga telah ia rasakan.
Tak banyak yang bisa Andini lakukan saat itu, demi mengurangi beban almarhumah ibunya, Andini juga kerap membantu warga setempat demi menyambung hidup.
Di usianya, seharusnya Andini merasakan kegembiaraan bersama teman-temannya dalam menimba ilmu. Namun, kondisi membuatnya harus tabah dan kuat demi kedua adiknya yang kini menjadi harapannya.
"Kini dia harus menjadi ibu sekaligus ayah bagi adik-adiknya tanpa bimbingan dan kasih sayang orangtuanya. Tapi, semangat belajarnya sangat tinggi," suara Dedi semakin terbata-bata seperti dikutip dari Riauterkini.com.
Meski begitu, Andini tetap berusaha tersenyum, walau matanya menyisakan kesedihan yang dalam. Selama lima hari ditinggal ibunya, Andini dan dua adiknya setiap hari hanya makan sayur dan tempe.
"Dek susunya dah lebih dua jam, gak baik diminum," ujar Dedi menirukan Andini yang kemudian mengusap air mata.
Tak tega melihat kondisi bocah malang yang seharusnya duduk di sekolah dan mengikuti proses belajar mengajar ini, Dedi bersama berbagai pihak berusaha memberikan bantuan. Bahkan ia telah berusaha mengajak ketiga anak perempuan itu ke Kota Pangkalan Kerinci.
"Andini bilang terlalu banyak kenangan di rumah itu untuk ditinggalkan," tuturnya.
Dedi mengatakan, nantinya di Kerinci, Andini akan diasuh oleh keluarga yang siap menjaga mereka. Bahkan, Andini juga dapat melanjutkan pendidikannya karena sudah dijamin oleh Baznas hingga perguruan tinggi. Namun, Andini masih belum bersedia meninggalkan rumah peninggalanya ibunya.
"Kita sedang berusaha mencari solusi terbaik dan membujuk Andini agar bersedia pindah. Rencana minggu ini kita kembali akan mengunjungi Andini," singkatnya. (Riausky)