Dukung Prinsip 'Satu China', Kamboja Larang Pengibaran Bendera Taiwan

Rabu, 08 Februari 2017

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. (Foto: AP)

INHILKLIK.COM, PHNOM PENH - Pemerintah Kamboja mengeluarkan larangan pengibaran bendera Taiwan. Hal ini dilakukan guna menghormati 'prinsip satu China' yang memang didukung oleh Kamboja.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, menyatakan, Bendera Taiwan tidak perlu dikibarkan sebagai bentuk penghormatan atas kedaulatan China. Dan Kamboja secara tegas mengakui Taiwan sebagai sebuah provinsi yang merupakan bagian dari China.

"Saya meminta kepada orang-orang di sini untuk tidak mengibarkan bendera Taiwan setiap kali Anda berkumpul, atau di hotel sekalipun selama libur nasional Taiwan. Hal ini tidak diperbolehkan," ujar Hun Sen dalam pidatonya di pertemuan Asosiasi Kamboja-China sebagaimana dikutip dari Associated Press, Rabu, (8/2/2017).

China dan Kamboja diketahui telah menjadi mitra ekonomi sejak lama. China telah banyak memberikan bantuan dan investasi dalam jumlah besar untuk Kamboja selama dekade terakhir. Sebagai bentuk timbal-balik, Kamboja harus senantiasa memberi dukungannya untuk China di forum internasional, termasuk dalam sengketa teritorial Laut Cina Selatan dengan negara-negara Asia Tenggara.

"Kita harus menghormati kedaulatan China sama halnya bagaimana kita menghormati kedaulatan Kamboja," tambah Hun Sen.

Ia juga menyebut pelarangan pengibaran bendera Taiwan merupakan kelanjutan dari kebijakan luar negeri lama Kamboja terhadap sekutu dekatnya. Namun, meskipun demikian Hun Sen mengaku akan tetap menerima investasi dari para pengusaha asal Taiwan.

Tak hanya Taiwan, Kamboja menganggap Tibet bukanlah sebuah negara melainkan sebuah provinsi otonom bagian dari China.

Sebelumnya, pada 2014, Hun Sen mengumumkan bahwa ia akan memblokir External Trade Development Council Taiwan yang akan membukan kantor cabang di Phnom Penh karena ketaatannya pada China. (okezone)