Perpekindo Apresiasi Langkah Pemda Inhil Dalam Perbaikan Kebun Kelapa Rakyat

Rabu, 01 Maret 2017

Ketua Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo) Muhaimin Tallo (paling kanan) saat menggelar pertemuan di lantai 5 Kantor Bupati Inhil, Senin (27/2/2017).

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Posisi kelapa saat ini tengah menjadi primadona dengan tingginya permintaan pelaku industri terhadap bahan baku kelapa. Tingginya permintaan ini seharusnya diiringi dengan penanaman kembali (replanting) untuk mengatasi masalah penuaan pohon kelapa tersebut.

Berdasarkan data dari Asian And Pacific Coconut Community (APCC), sebuah organisasi internasional antar pemerintah yang bertugas untuk mengembangkan, mengoordinasikan dan mengharmonisasikan seluruh kegiatan industri kelapa di negara anggotanya.

Permasalahan terbesar saat ini bagi para negara penghasil kelapa yang tergabung di APCC adalah masalah penuaan pohon kelapa, artinya peremajaan pohon kelapa itu menjadi masalah bersama.

“Jadi di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, India sebagai negara penghasil kelapa itu menjadi masalah utama saat ini, sehingga hal tersebut juga menjadi yang fokuskan saat ini,” ungkap Staff APCC Muhartoyo yang turut hadir dalam rombongan sahabat kelapa Indonesia dalam jamuan makan malam bersama Pemkab Inhi di Rumah Makan Pondok Indragiri, Tembilahan, Senin (27/2/2017) malam.

Menurutnya, saat ini negara-negara tersebut telah memulai replanting pohon kelapa yang sudah tidak produktif, karena itu akan menurunkan produktivitas kelapa.

Pria berkacamata ini berharap, pemerintah harus membantu dengan pembibitannya, pemilihan benih yang unggul.

“Padahal permintaan masih naik tapi produksi turun, kan sayang. Solusi yang baik, pemerintah harus membantu bibit dan benih yang unggul sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas petani,” harapnya.

Sementara di Indonesia sendiri, khususnya di Kabupaten Inhil hal serupa juga terjadi terhadap perkebunan masyarakat.

Ketua Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo) Muhaimin Tallo menyatakan, pada saat ini terdapat sekitar 1.000 ribu hektare lahan perkebunan kelapa yang menunggu untuk di tanam kembali.

“Kondisi yang bagus berproduksi hanya sekitar 320 ribu hektare. Kondisi kelapa sudah banyak yang tua dan buruk karena usia, garis alam juga mempengaruhi, intrusi air laut, sanitasi yang tidak bagus, sehingga pohon kelapa tidak berproduksi dengan baik,” jelasnya.

Namun kondisi seperti itu sudah berangsur membaik sekita dua tahun terakhir ini. Muhaimin mengapresiasi upaya dan perhatian lebih yang dilakukan oleh Pemkab Inhil dalam mengangkat kembali kelapa Inhil.

Melalui program-program yang menyentuh masyarakat, Bupati Inhil saat ini HM Wardan telah berhasil sedikit demi sedikit mengangkat kembali kelapa Inhil.

“Semenjak Pak Wardan ini kelapa mulai diperhatikan dan memuaskan masyarakat dan petani kelapa. Cukup diperhatikan dengan baik oleh Pemkab Inhil, kita ingin selanjutnya seperti itu,” harap pria asal Inhil ini.

Muhaimmin tidak ingin lagi masyarakat meninggalkan kebunnya yang sudah rusak karena tak ada perhatian dari pemerintah seperti yang terjadi sebelumnya.

“Dulu tidak ada perhatian dan harga kelapa murah, sehingga masyarakat banyak meninggalkan kebun dan banyak kebun beralih fungsi ke tanaman lain,” keluhnya. (Oes)