Dalam 3 Bulan Terakhir Ada 11 Orang Menjadi Muallaf Di Pangkalan Kerinci

Ahad, 02 April 2017

Ilustrasi (Foto/Int)

INHILKLIK.COM, PANGKALAN KERINCI - Sepanjang 3 bulan terakhir, Januari-Maret 2017, sebanyak 11 orang telah menjadi muallaf. Mereka yang semula beragama non muslim mendapatkan hidayah lalu bersyahadat sebagai pemeluk agama yang haq, agama Islam. Seluruh saudara baru muslim yang biasa dipanggil muallaf baik laki-laki dan perempuan semuanya dibawah pembinaan Yayasan Pembinaan Muallaf Ar Risalah Pelalawan (YPMR) pimpinan HM Gohan Matondang,S.Pd.I.

‘’Alhamdulillah, hidayah Islam semakin banyak dan terus bertambah diberikan Allah kepada hamba Nya yang memang ingin mencari kebenaran dan agama yang haq ini. tiga bulan terakhir ini saja, ada 11 non muslim yang bersyahadat,’’kata HM Gohan Matondang, Ahad (2/4) kemarin.

Dari 11 muallaf yang memilih Islam agama mereka tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan mereka berikrar Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wassalam sebagai Rasulullah serta Al Quran sebagai Kitab Sucinya itu, 4 diantaranya laki-laki dan 7 perempuan. ‘’Semoga Allah mudahkan mereka dalam belajar Islam, beramal dan tetap istiqomah,’’papar Ustadz Gohan mendoakan para muallaf.

Terkait pembinaan para muallaf lanjut mantan penggiat gereja ini, muallaf yang bersyahadat wajib mengikuti pembinaan rutin selama 3 bulan pertama. ‘’Bagi muallaf yang ingin melangsungkan pernikahan, mereka tidak serta merta bisa langsung meikah setelah bersyahadat,’’ujarnya.

Ada tahapan yang harus dilalui para muallaf jika ingin berumah tangga. ‘’ YPMR sudah MoU dengan Kemenag, bagi muallaf yang ingin menikah, maka tidak boleh menikah selama 3 bulan. Saudara baru kita ini harus ikut karantina pembinaan Aqidah dan Tauhid. Jika dalam 3 bulan muallaf sudah menunjukkan perkembangan baik, baru kita rekomendasi ke KUA untuk boleh nikah,’’ujarnya.

Namun, jika tidak ada tampak kesungguhan dalam berIslam  sambung Ustadz Gohan, maka diatmbah 3 bulan lagi karantina pembinaannya. ‘’Hal ini dilakukan karena ada muallaf yang bersyahadat malamnya, besoknya sudah ijab Kabul. Kalau seperti, maka ini sangat rawan pemurtadan berjangka. Bagaimana mungkin dia langsung nikah sementara sholat saja belum bisa, doa dan mandi junub saja belum tahu, apalagi Al Quran. Makanya YPMR sangat ketat kepada muallaf yang akan menikah agar tidak murtad kembali,’’tutup Ketua YPMR Pelalawan yang juga berprofesi sebagai pendakwah dan salah seorang pendidik di SMKN Pangkalan Kerinci. (rpc)