Anies Gusur Ahok, Prabowo Gusur Jokowi?

Kamis, 20 April 2017

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menempati posisi puncak. Ia mengalahkan kandidat petahana yang diusung mayoritas partai. Apakah kemenangan Anies-Sandi ini linier dengan ambisi Prabowo Subianto maju menjadi Presiden 2019?

Kampanye Pilkada DKI Jakarta putaran pertama pada Minggu (5/2/2017) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membakar semangat peserta kampanye untuk pasangan Anies-Sandi.

Saat itu, ia berseloroh bila menginginkan dirinya menjadi Presiden RI, maka langkah yang terlebih dahulu dilakukan dengan menjadikan Anies-Sandi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Saudara-saudara, kalau kalian ingin saya jadi Presiden di 2019, kalian harus memenangkan Anies-Sandi menjadi gubernur dan wakil gubernur. Kalian harus kerja keras," ucap Prabowo kala itu.

Kini, merujuk hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, pasangan kandidat yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut didapuk sebagai pemenangnya. Anies-Sandi meraih dukungan mayoritas di kisaran angka 56 persen suara.

Kemenangan Anies-Sandi ini bagi Partai Gerindra dimaknai sebagai pembuka kotak pandora untuk pencapresan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 lalu. Harus diakui, kemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta banyak faktor penyebabnya. Faktor Prabowo Subianto, diyakini juga turut berkontribusi atas kemenangan ini.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berharap kemenangan DKI Jakarta dapat menjadi tolak ukur dalam perhelatan Pilpres 2019 mendatang. Menurut dia, mengaca Pilkada DKI Jakarta, keterbatasan logistik yang dimiliki pasangan Anies-Sandi namun kenyataannya masyarakat menginginkan pimpinan yang rasional yang dianggap dapat membawa perubahan Jakarta.

"Kami mengharapkan Pak Prabowo tetap sehat dan maju untuk 2019. Kita harapkan begitu (Pilkada DKI Jadi tolak ukur)," sebut Fadli di gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Terkait posisi politik Anies Baswedan dalam Pilpres 2019 mendatang, Fadli mengatakan sejak awal Anies berkomitmen untuk tidak maju dalam Pilpres 2019 mendatang. "Dari awal kita berkomitmen begitu (Anies tidak maju dalam Pilpres 2019), dan fokus untuk Jakarta tentu bisa menuntaskan selama lima tahun untuk Jakarta. Sudah ada komitmen dari awal," cetus Fadli.

Langkah Prabowo Subianto untuk maju menjadi RI 1 tentu tidak determinan dengan rumusan "Anies Gubernur Jakarta, Prabowo Presiden RI". Ada banyak pekerjaan yang harus dituntaskan oleh Prabowo dan Partai Gerindra termasuk Anies-Sandi dalam konteks pemerintahan Jakarta lima tahun ke depan.

Bagi Prabowo Subianto dan Partai Gerindra, kemenangan jagoannya dalam Pilkada DKI Jakarta ini dapat menjadi role model bagi Prabowo dan Gerindra untuk menggarap daerah lainnya khususnya dalam Pilkada di Provinsi di Pulau Jawa yang tak lama lagi menggelar hajatan Pilkada seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Bila spirit Pilkada DKI Jakarta dapat ditularkan dan dibawa dalam menggarap sejumlah daerah yang memiliki kantung suara besar di Pulau Jawa tersebut, pekerjaan Prabowo dan Gerindra untuk maju Pilpres 2014 seperempatnya telah dilalui. Bagaimanapun, sumbangan suara pemilih di Pulau Jawa menjadi faktor penting kemenangan dalam kontestasi Pilpres.

Di luar konteks hajatan pilkada yang bakal digelar pada tahun 2018 mendatang, Prabowo Subianto dan Partai Gerindra sudah saatnya melakukan sikap politik yang deferensiasi terhadap pemerintahan Jokowi. Pemihakan politik Prabowo dan Gerindra terhadap isu publik yang dinilai diabaikan oleh pemerintahan Jokowi, semestinya direspons dengan kebijakan dan sikap politik yang tegas. Tidak ada lagi ruang abu-abu.

Dalam konteks pemerintahan DKI di tangan Anies-Sandi selama lima tahun ke depan, 33 janji pasangan ini harus dikonkretkan dengan kebijakan nyata yang harus dirasa langsung oleh publik. Anies-Sandi tak ada lagi ruang untuk politik retorika yang banyak dikritik pihak lainnya terhadap pasangan dilayangkan.

Sukses Anies-Sandi dalam memimpin Jakarta, akan memberi kontribusi konkret bagi Prabowo dan Gerindra. Dengan catatan, Anies tak mengikuti jejak Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta yang maju dalam pilpres di 2014 lalu.

Jika prasyarat pokok tersebut terpenuhi, kerja politik Prabowo dan Gerindra tak lagi berat untuk menggusur Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang yang besar kemungkinan Jokowi bakal maju untuk kali keduanya. (rtc)