12 Dokter Muda Gelar Sosialisasi Kesehatan di Siak

Ahad, 07 Mei 2017

Ilustrasi (Foto/Int)

INHILKLIK.COM, SIAK - Sebanyak 12 orang dokter muda atau Koas memberikan penyuluhan optimalisasi peran Pengawas Menelan Obat (PMO) dalam pencegahan penyakit menular Tubercolosis (TB) untuk mengantisipasi putus obat pada si penderita di Kecamatan Koto Gasip, Kabupaten Siak.

Dokter muda Muhammad Zulfikar Ikhsan di Siak, Sabtu, mengatakan, penyuluhan itu bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah kekambuhan dan memutus mata rantai penularan, hingga kematian.

"Petugas kesehatan harus memastikan setiap pasien TB didampingi oleh seorang PMO. Pengawasan kepada pasien TB dilakukan dalam jangka panjang minimal enam bulan, supaya pasien berobat secara teratur dan menelan obat sesuai dengan dosis dan jenis obat yang diberikan sampai selesei pengobatan," kata Zulfikar.

TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman, sebagian besar menyerang paru-paru atau disebut dengan TB paru-paru. akan tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain seperti kelenjar, tulang dan otak.

Sambungnya, pasien positif TB pada saat ia batuk dan bersin akan menyebarkan kuman di udara dalam bentuk percikan dahak (droplet).

"Penularan TB bisa melalui batuk dan bersin, atau ketika mereka berbicara percikan air ludah ataupun dahak bisa menularkan virusnya kepada orang lain. apalagi penyebaran mudah terjadi di ruangan yang gelap dan lembab seperti kamar mandi dan ruangan berAC," jelasnya.

Terkait hal itu Sekretaris Kecamatan Koto Gasib Mukhtasar menyambut baik kegiatan yang ditaja oleh dokter muda dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau tersebut.

Ia menyampaikan kegiatan dalam rangka pencegahan dan sekaligus pengawasan minum obat penyakit TB, di Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak sudah dimulai oleh petugas kesehatan dari Puskesmas dengan mendatangi langsung pasien ke rumahnya.

"Masyarakat juga harus melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian, pihak keluarga diharapkan bukan hanya berperan dalam pengawasan minum obat penderita saja, tetapi juga berperan dalam mengajarkan hidup sehat," imbaunya.

Menurut Mukhtasar, dukungan lingkungan sosial dan keluarga diharapkan mampu meningkatkan temuan kasus dan membantu kesembuhan penderita dalam pengobatan TB. (Ant)