14 Hektar Lahan di Meranti Terbakar Dalam Kurun Waktu Satu Hari

Sabtu, 10 Juni 2017

Ilustrasi

INHILKLIK.COM, SELATPANJANG - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karlahut) melahap kebun sagu milik warga di Dusun III Air Mabuk, Desa Mengkikip, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Jumat (9/6/2017) sekira pukul 8:30 WIB.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Barliansyah SIK, mengatakan, kebakaran di Desa Mengkikip terjadi di titik kordinat: 0° 50°2,44"N102°26"14,73"E.

"Luas lahan yang terbakar lebih kurang 6 hektare, diduga api berasal dari kebun yang sudah ditanam bibit pohon sagu, kebun tersebut adalah milik warga," ujar Barli.

Kapolres mengatakan kebakaran tersebut sudah bisa diatasi, adapun yang ikut dalam pemadaman antara lain Kapolsek Tebingtinggi Barat dengan personel berjumlah 4 personil, anggota, Koramil Tebing Tinggi berjumlah 2 personil, BPBD Kepulauan Meranti 5 personil, karyawan perusahaan 10 orang beserta perangkat Desa Mengkikip.

"Kendala yang dihadapi di lapangan yaitu, kencangnya angin berhembus di lokasi kebakaran, yang dapat mengakibatkan api hidup kembali.  Banyaknya ranting dan daun kering serta kurangnya personil pemadam api di TKP," jelasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal mengatakan selain pemadaman dilakukan  lewat jalur darat, pemadaman juga dilakukan melalui udara.

"Pemadaman yang dilakukan lewat udara yakni menggunakan helikopter Super Puma bantuan dari TNI AU dan helikopter dari BPBD Propinsi Riau dengan 21 kali water bombing," kata Edy.

Di hari yang sama, Karlahut juga melahap perkebunan milik masyarakat di Dusun Bandar Raya di Desa Sokop Kecamatan Rangsang Pesisir sekira pukul 13:30 WIB.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Barliansyah SIK mengatakan kebakaran tersebut berada pada titik kordinat 00°59.608'N 102°51.681'E.

"Lahan yang terbakar tersebut adalah kebun milik sejumlah warga, luasnya mencapai 8 hektar, saat ini sumber api masih dalam penyelidikan," kata Kapolres.

Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal mengungkapkan pemadaman dilakukan hingga malam hari.

"Pemadaman dilakukan hingga malam hari, karena bekas kebakaran serong muncul api akibat angin yang berhembus kencang," kata Edy. [HRC]