Keselamatan Pendeta Terancam, Ratusan Jemaat HKBP Minta Perlindungan ke Polsek Kabun, Rohul

Selasa, 01 Agustus 2017

Ratusan jemaat Gereja KKBP persiapan Judika Kabun Ressort Epiphanias sempat bertahan di Polsek Kabun, Rohul hingga dini hari tadi. Mereka minta perlindungan keselamatan pendeta mereka yang jadi sasaran teror,

INHILKLIK.COM, PASIRPANGARAIAN - Ratusan jemaat Gereja HKBP Persiapan Ressort Judika Kabun‎ Desa Giti mendatangi Mapolsek Kabun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) pada Senin (31/7/17) malam.

Kedatangan ratusan jemaat ke Mapolsek Kabun yang baru bubar hingga Selasa (1/8/17) dini hari adalah untuk meminta aparat Kepolisian setempat memberikan perlindungan ke Pendeta mereka H. Hutagalung‎ dan keluarganya yang merasa terancam.‎

Mereka diterima oleh Kanit Bimas Polsek Kabun Iptu P. Nadeak. Jemaat mengungkapkan‎ pendeta mereka merasa terancam, setelah sejak Rabu (26/7/17) lalu, sejumlah oknum memasang pagar di rumah dinas pendeta yang masih satu lokasi dengan Gereja HKBP Persiapan Ressort Judika Kabun berlokasi di Desa Giti.

Pagar dipasang awalnya bisa‎ dilompati jemaat, namun Senin (31/7/17) pagi kemarin, pagar dibangun tinggi oleh sejumlah oknum, hingga pendeta dan keluarganya tidak bisa keluar masuk ke rumah dinasnya yang dibangun di lahan berukuran 30 meter kali 50 meter tersebut.

Warga jemaat HKBP Persiapan Ressort Judika Kabun mengaku mereka sudah meminta oknum tersebut menunjukkan bukti kepemilikan, namun hal itu belum dilakukan.

Pendeta‎ Gereja HKBP Persiapan Ressort Judika Kabun‎, H. Hutagalung, mengaku ia dan ratusan jemaah HKBP Persiapan Ressort Judika Kabun untuk melaporkan kegiatan pemagaran di lokasi gereja dan meminta perlindungan.

"Tapi sepertinya kami tidak ditanggapi. Kami melaporkan (ke Polsek Kabun) soalnya mereka sudah membawa parang, linggis, beserta alat-alat lainnya," ungkap Pendeta.

"Kami sangat ketakutan, makanya kami datang ke kantor polisi untuk meminta perlindungan ke polisi, tapi sepertinya tidak ada respon. Dan surat pengaduan saya sudah diberikan ke polisi," tambah H. Hutagalung.

Pendeta mengatakan ada tiga oknum diduga orang suruhan yang memagar Gereja HKBP di Desa Giti, dan mereka membawa parang. Merasa terancam, ia kemudian menelepon semua jemaat. Setibanya jemaat di lokasi, ketiganya langsung lari.

"Yang kita tuntut mereka bertiga dijemput tadi malam juga. Namun alasannya pak polisi sudah malam," kesalnya.

Pendeta mengungkapkan bahwa lahan yang dipagar merupakan milik Gereja HKBP dan sudah dibeli dengan dana swadaya jemaat, dan dikuatkan dengan SKGK atau SKGR tahun 2015.

"Jadi tidak alasannya mereka mengatakan itu milik DM Hutabarat. Tidak akan mungkin ada surat kalau itu memang milik DM Hutabarat," tegas H. Hutagalung.

Masih di tempat sama, seorang jemaat Gereja HKBP Kabun bermarga Naibaho mengatakan setibanya mereka di lokasi, tiga orang yang memagar lahan gereja sudah kabur, dan hanya menemukan istri Pendeta sedang shock.

Atas kejadian itu, karena polisi tidak bersedia memberikan perlindungan, jemaat dibantu warga Muslim di Desa Giti, Kecamatan Kabun‎ ikut menjaga rumah Pendeta H. Hutagalung.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kabun AKP Masjang Efendi, melalui Kanit Bimas Iptu P. Nadeak,‎ tidak bisa memberikan komentar.

Namun sebelumnya kepada jemaat, Iptu P. Nadeak mengatakan pihak Polsek Kabun sudah menerima laporan dari jemaat dan akan segera memanggil tiga oknum warga yang melakukan pemagaran lokasi Gereja HKBP Kabun tersebut. (rtc)