Berkenalan Dengan Abdul Wahid, Politisi Muda Anak Kampung

Rabu, 02 Agustus 2017

Abdul Wahid.

INHILKLIK.COM - Pasca mendaftarkan diri sebagai alternative balon bupati inhil 2018-2023 pada pejaringan partai-partai politik beberapa waktu lalu, santer nama beken Abdul Wahid mengisi wall jejaring media social tanah air al-indragiri, menjadi pembicaraan hangat baik dikalangan elit politik, tokoh masyarakat bahkan dikalangan anak muda yang melek politik.
 
Terlepas apakah topik perbincangan mengenai kredibilitas sang calon, karya-karya pengabdiannya terhadap daerah sampai masalah refresentasi figure anak muda yang semuanya dikumpas tuntas secara tajam dan mendalam, walhasil komentar baik positif maupun negatif bermunculan kepermukaan.
 
Sebagai anak muda yang bersyahwat terhadap kemajuan kampung tentu sedikit banyak mengamati perkembangan dinamika politik yang terjadi, terlebih ajang kontestasi pemilihan kepala daerah merupakan hal yang penting terhadap kemajuan daerah untuk masa-masa mendatang, sebab pada momen ini akan lahir pemimpin-pemimpin yang nantinya akan menata kehidupan yang maju dan sejahtera bagi semua masyarakat yang ada didalamnya.
 
Sejalan dengan keinginan yang sudah terazam dalam hati perihal keterlibatan peran dalam membangun kampung halaman, penulis coba menuangkan pikiran-pikiran positif melalui tulisan ini, guna mengisi kekososngan pemahaman kita terhadap politik itu sendiri, sepanjang ia diperlukan bagi yang rindu akan perubahan terhadap daerah. Setidaknya memberikan pilihan dan atau altenatif pertimbangan bagi masyarakat dunia maya dalam mengenal dan memahami calon yang akan muncul bertarung.
 
Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk menulis tentang sosok yang sedang hangat dibicarakan, setidaknya memahami rekam jejak sang calon pada percaturan politik yang panas dan menguras energi, yang jelas menguras isi kantong hehehe
 
Sebagai anak muda yang satu kampung dan pernah mengenyam pendidikan di almater yang sama, penulis mengenal abdul wahid pada tahun 2008, meskipun sewaktu penulis kecil sudah sering mendengar nama ini dikarenakan sang calon ini juga pernah menjadi senior kakak kandung penulis sewaktu sama-sama mondok di ponopes lasi tuo Sumatra barat. Pada tahun 2008 saat masih aktif menjadi aktivis pergerakan dan dikarenakan satu kampung penulis diajak oleh kakak untuk bersilaturrahim ke rumah sang calon, waktu itu kediaman beliau disekitaran harapan raya pekanbaru, pada tahun itu sang calon memang sudah berkecimpung jauh dalam percaturan politik di Provinsi riau, terlihat dari jabatan yang diemban sebagai sekretaris wilayah partai kebangkitan bangsa provinsi riau.
 
JEJAK PERJUANGAN ABDUL WAHID
 
Abdul Wahid, lahir pada 21 November 1980 di Dusun kecil bernama anak peria desa belaras kecamatan mandah, sewaktu berusia 40 hari beliau dibawa oleh orang tuanya berhijrah ke sudut selat yang berhadapan dengan laut cina selatan, sekarang dikenal dengan nama desa sei simbar masuk wilayah kecamatan kateman, anak ke tiga dari enam bersaudara. Masa kecilnya tumbuh di kampung simbar ini, sama seperti anak-anak kampung yang lain, tumbuh dan bermain dalam suasana kegirangan anak kampung, semuanya serba-serbi alami, berenang disungai, memanjat pohon kelapa, menangkap burung bahkan bermain dan mengganggu buaya yang lagi tidurpun sudah juga dilakoninya. Biasa anak laut…hehehe
 
Suasana kampung yang masih asri tempat dimana sang calon ini tumbuh besar merupakan wiayah yang memiliki semua keterbatasan baik akses darat maupun laut, terlebih pada waktu itu parit simbar ini adalah kampung yang baru dibuka dan ditanami perkebunan kelapa, muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut lepas memilik ombak yang sangat besar, karna sangat besarnya ombak wilayah itu jadi terkenal dikalangan masyarakat yaitu “tanjung datuk”, hanya pada musim-musim bulan tertentu angin laut dan ombak tidak besar. Akses darat apalagi, hutan yang masih lestari dihulunya menjadi penghalang untuk bisa dilewati jika ingin ke kampung tentangga, hampir tidak bisa ditempuh untuk digunakan, satu-satunya akses yang harus ditempuh hanya jalur laut saja.
 
Fasilitas pendidikan juga sangat tidak memadai, meskipun sudah berdiri sekolah dasar pada masa itu sebagai satu-satunya sekolah yang tersedia, disinilah bermula asa dan cita-cita untuk merubah keadaan itu beliau azamkan. dengan segala keterbatasan, berjalan kaki hampir 1 jam lebih beliau tempuh untuk menuntut ilmu. Lalu pada saat diusia 10 tahun sekitar kelas 4 SD beliau harus merelakan kepergian ayahanda tercinta untuk menghadap sang khalik, tidak ada lagi tempat menggantungkan harapan dan cita-cita pendidikan tinggi pada saat itu karena harus juga terlibat membantu ibunda dan kakak untuk bekerja memenuhi ekonomi yang memang sangat sulit pada waktu itu. Tapi karena keyakinan dan tekad yang kuat pelan-pelan dilalui sambil bekerja menyambut upah mengupas kelapa pendidikannya tetap dijalani hingga dapat menyelesaikan sampai pendidikan Madrasat Tsanawiyah.
 
Tibalah saat dimana keinginan yang semakin kuat untuk tetap melanjutkan pendidikan hingga menengah atas, ada kebimbangan akan kondisi ekonomi yang morat-marit tentu tidak akan mampu ibunda menopang biaya pendidikan yang mahal ditambah biaya hidup yang harus ditanggung selama menuntut ilmu didaerah lain. Dorongan dan dukungan dari kakak tercinta beliaulah yang kemudian menambah keyakinannya untuk tetap berangkat melanjutkan pendidikan atasnya di ibu kota kabupaten, akhirnya beliau mewujudkan keyakinan dengan mendaftar menjadi siswa di madrasah aliyah kota tembilahan pada tahun 1997 silam. Selang beberapa catur wulan mengenyam pendidikan disekolah MA Tembilahan pada tahun yang sama beliau diajak oleh kakak sepupunya untuk ikut mondok di Pesantren Daerah Lasi Tuo Bukit Tinggi Sumtra Barat, karena pada masa itu anak-anak dari Indragir Hilir memang sedang banyak berangkat ke provinsi tetangga untuk menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren. Tidak banyak pertimbangan beliau kemudian langsung ikut berangkat dan mendaftar menjadi santri di pondok pesantren ashabul yamin daerah lasi tuo kecamatan ampek angkek candung kab. agam, saat menjadi santri disinilah dialegtika dan dinamika pemikiran keagamaan mempengaruhi beliau, menjadi taat bergama bahkan sempat mendalami dunia sufistik. Disinilah penulis juga sering dikenalkan tentang sosok sang colon oleh kakak penulis karena memang satu almamater saat menjadi santri.
 
Hampir lebih kurang 3 tahun menjadi santri di pondok pesantren menjadikan sang calon ini menatap kehidupan penuh keyakinan dan tekad yang semakin kuat untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, hanya bermodal keyakinan yang kuat beliau bahkan tidak lagi menggantungkan biaya ekonomi kepada ibunda dan kakak kandungnya, berkat relasi dan pertemanan beliau bisa nyambi bekerja disawah warga tempatan pada saat mondok dipesantren dulu.
 
Setelah menuntaskan pendidikan di pondok pesantren sang calon berangkat menuju ibu kota provinsi riau yaitu pekanbaru, mendaftar menjadi mahasiswa di IAIN SUSKA Riau sekarang UIN SUSKA, diterima di fakultas tarbiyah jurusan pendidikan agama islam. Saat menjadi masiswa dengan tekad dan yakin tanpa gengsi beliau lagi-lagi menyisihkan waktu untuk bekerja menjadi cleaning service di kampus, kuli bangunan dll, demi mengumpulkan dana untuk biaya pendidikan beliau lakoni berbagai profesi pekerjaan sebagai buruh kasar itu. Disela-sela padatnya jam kuliyah dan bekerja sang calon ternyata juga menyempatkan waktu untuk aktif di organisasi daerah dan pergerakan baik di internal kampus maupun eksternal kampus, pada saat aktif menjadi aktivis inilah relasi beliau semakin luas hingga dapat kenal dengan tokoh dan elite politik provinsi riau pada waktu itu.
 
KIPRAH POLITIK
 
Persinggungan dunia politik yang sampai hari ini beliau geluti bermula saat beliau mengenal sosok politisi muda riau, yang pada saat itu sudah gemilang pada percaturan politik riau, sudah pula menjadi anggota legislative provinsi riau yaitu bapak Ir. Lukman Edy, tokoh muda yang banyak menginspirasi anak muda pada masa itu. Perkenalan beliau dengan Ir. Lukman Edy tidak hanya sampai disitu, beliau ditawarkan untuk tinggal di secretariat DPW PKB Riau dan bekerja disana sebagai penjaga kantor yang tugasnya sehari-hari membersihkan kantor, melayani para pengurus untuk rapat dan lain-lain. Karena bakat politik yang memang ada ditambah lagi keseharian beliau hidup dalam rumah politik, bakat beliau semakin terasah dan secara cepat pula menyerap ilmu-ilmu politik dalam warna pemikirannya, walhasil belaiu berproses secara alamiah menapaki satu tangga ke tangga yang lainnya sampailah puncaknya pada tahun 2008 beliau diamanhkan menjadi sekretaris wilayah dan pada tahun 2009 maju sebagai anggota legislative dan terpilih.
 
Pada saat terpilih menjadi anggota legislative termuda pada usia 29 tahun karir beliau semakin gemilang, disinilah kiprah besarnya dalam membuat karya bagi pembangunan daerah kampung halaman, beliau berjuang mengucurkan banyak anggaran provinsi riau untuk membangun infrastruktur di kabupaten Indragiri hilir, merancang bagaimana infrastruktur diwilayah utara inhil yang hampir tidak pernah bisa dilalui jalur darat, dengan menganggarkan pembangunan badan jalan untuk bagaimana bisa diakses melalui darat. Misalnya yang penulis bisa catat dalam karya besar itu adalah ;
1.  Merancang bersama dengan pemerintah untuk mebangun jalan multi years Jalan Mandah-Tempuling dengan anggaran 120 M pada tahun 2011.
2.  Merancang pembangunan jalan multi years selensen – kota baru 110 milyar
3. Pembangunan jalan guntung-simbar-bekawan-bente
4.  Pembangunan jalan sorek (pelalawan) – Guntung Inhil
5.  Pembangunan Jalan Pelor- Mumpa
6.  Pembangunan Jalan bagan jaya - enok – kuala enok - seberang tembilahan
7.  Pembangunan jalan beton kota tembilahan
9. Kilo meter 8 menuju kota baru keritang
8.  banyak lagi yang secara reguler yang setiap tahun anggaran diperjuangkan sampai saat ini. untuk merawat jalan-jalan infrastruktur besar di Indragiri hilir.
 
Lebih jauh, karir politik sang calon semakin berkibar dan penuh prestasi gemilang lalu pada tahun 2011 dan 2016 beliau dipercayakan oleh kader PKB Se provinsi riau menakhodai partai ini sebagai ketua wilayah di Provinsi Riau, berkat kerja keras dan tekat yang kuat sang calon semakin dikenal luas, tidak hanya bagi masyarakat Indragiri Hilir saja tetapi juga bagi masyarakat riau, kerja politik yang semakin membuahkan hasil besar pada pemilihan legislative 2014 dari 3 kursi anggota DPRD Provinsi menjadi 6 Kursi Anggota DPRD Provinsi. Di kabupaten asal sang calon juga mendapatkan prestasi besar yaitu dapat mengalahkan partai golkar yang hampir tidak pernah kalah selama kabupaten ini mengikuti kontestasi pemilu raya. Kerja yang solid dan terkoordinasi dengan sahabat Dani M. Nursalam yang merupakan ketua DPC PKB Indragiri Hilir pada pileg 2014 membuahkan hasil yang amat sangat membanggakan bagi PKB, tidak hanya di Provinsi Riau melainkan juga dikancah nasional karena menjadi kabupaten satu-satunya diluar jawa yang memengkan pemilu.
 
Karna kiprah-kiprah politik yang lahir dari rasa ke galauan beliaulah hingga banyak melahirkan trobosan-trobosan gemilang, hal ini beliau lakoni karena terlahir sebagai anak kampung yang merasakan kegetiran keadaan hidup, bahkan dalam keadaan ekonomi maupun keadaan social paling bawah. Penulis kira ini jugalah kenapa sosok abdul wahid ini menjadi inspirasi anak muda zaman kini, semakin dikenali dan semakin diminati untuk memimpin Indragiri hilir priode mendatang.
 
Dalam dunia pemikiran, banyak gagasan-gagasan dan cita-cita beliau baik dalam bentuk gagasan yang masih berbentuk ide maupun yang sudah dituangkan dan diproses dalam program kerja yang beliau masukan pada rencana kerja pemerintah provinsi riau. Yang secara sederhana penulis catat seperti misalkan tentang kegalauan beliau dalam hal infrastruktur yang masih belum teratasi, ada keinginan untuk bagaimana jalan, jembatan dan pelabuhan di Indragiri hilir tersedia dan terhubung sebagai akses utama, baik antar desa maupun antar kecamatan yang semua nantinya dapat pula mengakses ke ibu kota kabupaten.
 
Dibidang kesehatan beliau berkeinginan bagaimana masyarakat yang sakit dapat mengakses pelayanan kesehatan yang memadai dekat dan murah, mendekatkan pelayanan kesehatan dengan menambah fasilitas kesehatan yang baik bagi rumah sakit kelas C dan puskesmas, sehingga masayrakat yang sakit tidak harus menepuh perjalanan jauh ke ibu kota kabupaten untuk berobat, dengan menggunakan KTP mayarakat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan. Apakah bisa ?? tentu bisa sekiranya program terintegrasi BPJS dibebankan kepada APBD terkhusus kela 3 dan diperuntukan bagi masyarakat miskin, ini sudah dilakukan oleh kabupaten lain.
 
Dibidang pendidikan, beliau berkeinginan kuat bagaimana prasarana pendidikan memadai, kwalitas baik dan dapat diakses oleh masyarakat dengan murah tanpa membebani mereka secara ekonomi.
 
Begitu juga keinginannya dalam menyelamatkan kebun-kebun masyarakat yang menjadi penopang ekonomi utama masyarakat inhil yang hari ini tergerus intrusi air laut, harganya tergantung pasar dunia, ketika yang menampung kelapa datang dari negara tentangga ada harga jadi dan turun pula kemudian jika kapal-kapal penampung tidak masuk lagi. Ini akibat dari ketergantungan perusahaan yang hari ini memonopoli penjualan hasil kelapa rakyat. Abdul wahid berkeyakinan, jika ingin sector ekonomi ini baik dan meningkat, harus dihadirkan investor sebanyak-banyaknya ke Indragiri hilir ini, dengan begitu maka ekonomi bersaing dan meningkat. Ekonomi masyarakat membaik terlihat dari daya beli yang tinggi.
 
Hal serupa pada sector yang lain, seperti sektor pelayanan pemerintahan yang baik, mudah dan singkat. Sektor perikanan yang dapat menjadi alternative sumber ekonomi bagi masyarakat, pariwisata dan sektor lainnya yang potensial untuk dikembangkan akan beliau benahi demi kemajuan kabupaten Indragiri hilir dimasa-masa mendatang. Hal ini tentu dapat terwujud ketika masyarakat Indragiri hilir mempercayakan kepadanya tampuk kepemimpinan kepala daerah 2018 mendatang.
 
MODEL KEPEMIMPINAN

 
Sebagai pemuda yang tumbuh dari tradisi pendidikan pondok pesantren yang moderat, sangat mempengaruhi warna pemikiran dan pandangan beliau yang juga menjadi moderat dan toleran, hal itu juga berpengaruh pada gaya kepemimpinannya, meskipun penuh syahwat dan gairah sepertinya warna pendidikan keagamaan pada dirinya menjadikan ia juga matang dalam mengambil langakah dan sikap politik, tidak terburu-buru dalam membuat satu kebijakan baik untuk dirinya maupun untuk organisasi yang ia pimpin.
 
Gaya khas anak muda yang selalu hobi nongkrong, olah raga dan berdiskusi beliau bawa dalam gaya memimpin partai ini, sehingga masalah apapun yang berat diputuskan menjadi ringan, karna nyambi dengan kebiasaan itu, bukan berarti menyepelekan masalah, tetapi lebih bagaimana suasana yang berat menjadi sedikit santai untuk bebas dari tekanan keadaan. Selain itu, kebiasaan yang ia bawa dalam memimpin ternyata banyak menarik minat anak muda untuk bergabung dan belajar politik dirumah kebangkitan.
 
Figure muda yang menginspirasi ini selalu low profil, rendah hati dalam kesehariannya, selain beliau sadar sebagai anak kampung beliau juga sadar bahwa amanah yang diemban adalah titipan masyarakat untuk ia perjuangkan, berkat ilmu agama yang ia timba di pondok juga mewarnai khas tentang rasa kemanusiaan yang peka dan bersosial tinggi, bahwa secara sadar ia katakan bawha;
 
“amanah itu adalah titipan yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban, maka sebaik-baiknya diri kita adalah yang bisa mendatangkan manfaat untuk orang lain”
 
Ungkapan ini memang menjadi ajaran rasulullah SAW yang ketika diutus menjadi rasul untuk merubah keadaan menjadi lebih manusiwi, sepertinya teladan rasulullah SAW yang beliau selalui ikuti dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota legislative juga sebagai pemimpin partai. Terlebih partai yang ia pemimpin ini adalah partai yang didirikan oleh ulama yang mengajarkan prinsip pilitik “Rahmatan Lil ‘alamin”, moderat, toleran, berimbang dan berkeadilan.
 
Ada ungkapan yang penulis catat yang dapat memberi inspirasi bagi anak muda yang lain dari sosok ini, ia katakan;
“bahwa saya tidak pernah bercita-cita harus jadi apa, saya mengikuti jalan hidup saya sepeti air mengalir, bahwa allah sudah takdirkan bagi hambanya sesuatu di dunia ini dan itu disebut takdir, dan kita berkewajiban menjemput takdir itu dengan jalan ikhtiar kita. Jika ikhtiar itu berhasil maka itulah nikmat Allah untuk kita, jika ikhtiar itu gagal maka itulah ketetapan untuk kita, pasti ada pelajaran disebaliknya”
 
Terimakasih sudah membaca tulisan ini untuk menjadi pengetahuan bagi kita bersama, setidaknya kehadiran sang calon ini bukanlah ujuk-ujuk dan hanya sekedar mengangkat popularitas terlebih sekedar sensasi, berangkat dari keadaan, gagasan dan kiprahnya, sang calon ingin mengajak kita semua berperan dalam membangun kampung halaman kita menjadi lebih baik dimasa-masa mendatang.
 
Sebagai anak muda yang penuh gairah sudah saatnyalah pula untuk kita mengambil peran, setidaknya memberikan pemahan politik bagi masyarakat kita, sebab politik ini adalah jalan dan media merubah keadaan dan peradaban, karna melalui politik ini kemudian lahir pemimpin-pemimpin hebat, terlebih 2018 ini akan menjadi sejarah besar bagi kabupaten Indragiri Hilir untuk masa mendatang, akan lahir seorang pemimpin daerah yang apakah ia berpihak untuk rakyat atau hanya sekedar memenuhi syahwat berkuasanya. Seperti ungkapan “Assiyasatu hiya istislahun naas ila thoriqin munji dunyan wa ukhro” bahwa berpolitik adalah semata-mata mengharapkan keberkahan dunia dan akhirat.
 
Terakhir, tulisan ini memberikan gambaran singkat tentang mengenai figure yang sedang hangat diperbincangkan, setidaknya dapat memberikan pengenalan dihadapan kita semua mengenai sosok Abdul Wahid ini, sebab kata imam ali membincangkan orang yang tidak kita kenali bisa menjdi fitnah;
 
“Janganlah berbicara tentang hal-hal yang kurang atau tidak kau ketahui dan jika engkau berbicara tentang seseorang yang betul-betul kau ketahui dengan baik, maka hindarilah skandal dan fitnah sebagaimana engkau sendiri tidak suka difitnah dan diumpat seperti itu”
 
Untuk lebih jauh dan mendalami tentang sosok ini segera akan terbit biografi yang lebih dalam mengenai abdul wahid, tentu dari penulis yang sebenar-benarnya penulis dan melakukan wawancara khusus. Sementara saya menulis hanya berdasarkan pengamatan dan cerita-cerita para sahabat tidak melakukan wawancara khsusus, semoga benar dan kalau salah saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
 
Penulis : Tata Maulana