Sekjend Mahasiswa Inhil: "Buka Mata Bersuara"

Selasa, 08 Agustus 2017

Sekjen Ikatan Pemuda Pelajar mahasiswa Indragiri Hilir (HIPPMIH) Pekanbaru, Alhuda SK Huda.

INHILKLIK.COM - Siapa yang tak kenal Indragiri Hilir atau sering juga disebut Inhil. Sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang bertajuk negeri seribu parit dan hamparan kelapa dunia serta menjadi kabupaten terluas di provinsi terkaya kedua di Indonesia, dimana pantai solop dengan indahnya membentang di sisi utara inhil.

Tidak bisa dipungkiri lagi  masa depan inhil terletak pada generasi pemuda inhil, baik itu yang berstatus pelajar maupun Mahasiswa yang berjibaku dan bersemangat dalam menuntut ilmu pendidikan untuk mencapai cita cita dan mendorong kemajuan inhil, serta mewujudkan inhil yang jauh lebih baik di kemudian hari khususnya, yang tentu juga akan berdampak pada kemajuan provinsi riau dan republik indonesia pada umumnya.

Terkait dengan hal tersebut tentu sektor pendidikan menjadi sektor utama yang penting untuk di perhatikan dalam rangka meningkatkan peran serta pemuda inhil dalam memaju perkembangan negeri. Sedangkan dunia pendidikan sangat sulit dilepaskan dengan aspek keuangan dan ekonomi atau yang biasa disebut dengan biaya. Tentu tidak semua orang memiliki biaya untuk mengecap bangku pendididikan dan tentu tidak semua orang memiliki biaya yang cukup untuk itu. Tak jarang ditemukan banyak pemuda pemudi daerah berprestasi namun tidak mampu melanjutkan pendidikannya karena terkendala masalah yang satu ini yaitu biaya. Namun sayangnya hal ini sering terabaikan.

Dalam kondisi rendahnya perhatian dan partisipasi terhasap kondisi biaya pendidikan pelajar dan mahasiswa inilah yang menjadi faktor utama peningkatan jumlah pemuda yang putus sekolah, mahasiswa yang putus kuliah, dan tidak bisa dipungkiri tentu menghantarkan kita kepada masa depan dengan penerus bangsa yang salah, tidak berkualitas, berperilaku apatis dan agresif, sehingga mau tidak mau angka kenakalan dan perilaku menyimpang dari norma sosial di kalangan pemuda semakin meningkat.
Tak jarang kita menemukan pemuda yang nge lem dan menggunakan narkoba yang disatu sisi menjadi tempat pelarian bagi mereka.

Narkoba, barang haram yang semakin merajalela, pesat dan semakin pesat jumlah penggunanya, yang kecil dimakan yang besar terus begitu hingga semakin besar. Layaknya rumput yang dipotong bisa tumbuh lagi, begitupula narkoba, walaupun jaringannya dipotng disana sini tapi tetap tumbuh subur dimana mana. Tentu untuk menuntaskannya kita harus mencabut akar nya untuk mengakhiri rantai penyebarannya. Salah satu sektor yang dapat mencabut akar tersebut adalah dunia pendidikan. Jikalau pemuda pemudi terdidik akal dan akhlaknya maka tak ada lagi tempat untuk narkoba.

Begitulah besarnya peran pendidikan bagi kemajuan bangsa, namun disayangkan sekarang tidak lagi ada terdengar dana bantuan pendidikan baik bagi yang berprestasi maupun yang kurang mampu, sayup sayup nya pun makin menghilang. Serasa embun penyegar kian menghilang entah kemana. Namun timbul sebuah pertanyaan yang mengusik akal dan hati, tidak adakah? Atau memang tidak dipublikasikan ? Jika tidak ada, kenapa sampai tidak ada, sedangkan pemerintah terus menggaung gaungkan pendidikan itu wajib? Jika tidak dipublikasikan, kenapa sampai seperti itu? Apa hanya oknum tertentu saja yang berhak? Transparansi menjadi hal yang sangat dibutuhkan disini. Sehingga muncul pemikiran, sebegitu kejamkah kebijakan? Yang mampu biarlah terus berkembang yang tidak mampu biarlah seperti itu, pejam mata sembunyi tangan.

Peraturan masing masing pemerintah daerah yang menetapkan dan mengalokasikan sebanyak 20% dana untuk pendidikan, seakan akan lenyap tak bersisa? Kemana dan dimana dana itu ? Dialokasikan kemana? Bukannya pendidikan menjadi sektor priortas sehingga dialokasikan dana sebesar itu? Apakah harus berteriak hingga tekak pecah dan suara hilang dulu baru dialokasikan?....pertanyaan pertanyaan seperti itulah yang kemudian muncul pada masa masa dimana masyarakat butuh tapi transparansi pemerintah seakan akan dikungkung oleh kekuasanan. Marilah kita Buka Mata dan Bersuara. (*)

 

Penulis: Alhuda SK Huda
Sekjen Ikatan Pemuda Pelajar mahasiswa Indragiri Hilir (HIPPMIH) Pekanbaru