Fakta Dibalik Bentrokan Antara Pengemudi Angkutan Online vs Konvensional di Pekanbaru

Senin, 21 Agustus 2017

Bentrok taksi online dan konvensional di Pekanbaru

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Bentrokan terjadi di Simpang Mall SKA tepatnya di Jalan Soekarno-Hatta (Arengka) Pekanbaru, Riau pada Minggu (20/8/2017).

Adapun, kerusuhan tersebut terjadi antara pengemudi angkutan online dan konvensional di kota tersebut.

Pantauan bentrokan terjadi pada sore hingga pukul 19.00 WIB.

Berkaitan dengan kejadian ini, sejumlah fakta pun terkuak.

Dihimpun, berikut ulasannya:

1. Aksi saling hajar dan rusak kendaraan

Kerusuhan ini bermula dari tindakan para pengemudi taksi konvensional yang sebelumnya melakukan sweeping terhadap pengemudi taksi online.

Adapun, aksi Minggu sore menjadi tindakan balas dendam dari para pengemudi moda transportasi online baik ojek maupun taksi pada pengemudi taksi konvensional.

Dalam rekaman video yang tersebar luas di media sosial, tampak para orang-orang yang terlibat kerusuhan sangat tersulut emosinya.

Dalam video pun terlihat seorang sopir taksi online dipukul oleh sopir taksi konvensional.

Tak cukup sampai disitu, ban mobil korban juga dikempeskan.

2. Akibat yang dialami korban

Pantauan Tribun Pekanbaru di lokasi kejadian, sejumlah taksi rusak akibat bentrokan ini.

Tak cuma kendaraan, beberapa pengemudi pun mendapat luka.

Irza Syandra jadi satu diantaranya.

Ia tampak mengalami luka di bagian kepala. Di pelipisnya pun tampak mengucur darah.

Belum diketahui apakah korban merupakan sopir taksi online atau konvensional.

3. Sempat mediasi

Keributan yang terjadi di simpang Mall SKA Pekanbaru pun langsung mendapat tindakan dari pihak kepolisian setempat.

Terpantau, kedua belah pihak langsung melakukan mediasi berkaitan dengan kejadian ini.

Mediasi dilakukan di Polsek Tampan.

Namun sayang, upaya tersebut tak berhasil menemukan jalan keluar.

"Mereka ribut di jalan, oleh patroli kita dibubarkan, diamankan untuk maksudnya mediasi lah di Polsek, daripada di jalan. Tapi sampai di Polsek gak ada titik temu, kita himbau supaya pulang ke rumah masing-masing. Sebelum magrib tadi di Polsek, baik dari Gojek maupun taksi konsvensional," ungkap Kapolsek Tampan, Kompol Rezi Dermawan sebagaimana diberitakan Tribun Pekanbaru.

4. Modus pengemudi taksi

Dijelaskan Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto, keributan awalnya disebabkan oleh keberadaan armada online yang dianggap belum mengantongi izin.

Selain itu, moda transportasi tersebut juga dianggap merebut penumpang angkutan konvensional.

Menurut Kapolresta, sebagaimana dikutip dari awalnya sekitar pukul 13.00 WIB sopir taksi konvensional sengaja melakukan order untuk memancing moda transportasi online.

Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah moda transportasi tersebut masih beroperasi atau tidak.

Saat sopir taksi online menjemput penumpang, mereka lantas dipukuli.

Selanjutnya juga dilakukan sweeping pada pengemudi gojek.

Aksi tersebut kemudian berbuntut dengan datangnya pengemudi gojek dan taksi online hingga terjadi keributan.(trb)