Demi Liburan Penuh Tantangan, Agen Perjalanan Ini Melarang Pesertanya Bawa Alat Komunikasi

Jumat, 29 September 2017

PERKEMBANGAN teknologi semakin memudahkan individu untuk berlibur. Sebagai contoh, dengan adanya Google Maps kini wisatawan mudah mengakses tempat wisata yang ingin dituju. Dulu, sebelum munculnya aplikasi tersebut, untuk berlibur ke suatu tempat harus benar-benar mempelajari peta, melihat petunjuk jalan, atau bertanya ke warga sekitar.

Tapi disadari atau tidak, adanya aplikasi yang membantu wisatawan membuat tantangan ketika berlibur menjadi berkurang. Melihat hal itu, terbersit dalam pihak penyedia jasa perjalanan, Black Tomato untuk meluncurkan layanan yang membuat kliennya merasakan pengalaman liburan yang lebih seru. Layanan tersebut adalah Get Lost.

Wisatawan yang memilih layanan tersebut akan kembali pada masa di mana perjalanan berlibur membutuhkan koneksi dengan orang lain dan tidak bisa mengandalkan aplikasi penunjuk jalan. Layanan ini merupakan tantangan mental dan fisik terapeutik serta kembali ke dasar. Bila wisatawan yang mengikuti layanan tersebut berhasil, pihak Black Tomato akan memberikan penghargaan di akhir liburan.

Perjalanan liburan dimulai dengan titik poin yang telah disepakati. Para wisatawan akan merasakan sensasi kehilangan karena tidak dibekali dengan alat komunikasi. Terlebih mereka tidak mengetahui tempat tujuan liburannya. "Get Lost mewakili perjalanan kembali ke akar. Wisatawan dapat merasakan bagaimana rasanya melakukan perjalanan secara otentik dan memulihkan rasa penemuan diri,” ujar Tom Merchant selaku pendiri Black Tomato seperti yang dikutip dari Vogue, Jumat (29/9/2017).

Enam bulan sebelum melakukan perjalanan, para wisatawan akan dilatih dan berkonsultasi untuk mengetahui apa tujuan mereka, bagaimana perasaan mereka, dan mengapa mereka ingin tersesat oleh ahli dari Black Tomato. Wisatawan bisa berada di sudut paling terpencil di dunia yaitu Mongolia, Arktik Svalbard, hutan lebat Guyana, dan masih banyak lagi. Perjalanan dimulai dengan wisatawan naik pesawat komersial, kemudian diantar menggunakan jet pribadi ke suatu tempat. Selanjutnya, wisatawan ditantang untuk menyelesaikan perjalanannya sendiri.

Wisatawan bisa merasakan terputus hubungan dari kehidupan. Kemewahan satu-satunya yang bisa dirasakan adalah pengalaman. Sebab wisatawan dituntut untuk fokus terhadap tempatnya berada, apa yang harus dilakukan, dan ke mana mereka harus pergi di tahap selanjutnya.

Selama perjalanan, wisatawan hanya akan dibekali telepon satelit untuk keadaan darurat. Pihak Black Tomato akan melacak peserta untuk memastikan titik wisata yang dipilih.

"Perjalanan mewah terus berkembang, namun pasti ada orang yang mencari jeda transformatif untuk perjalanan yang menantang secara mental dan fisik mereka. Terlebih mereka harus melepaskan diri dari pekerjaan sehari-hari mereka. Kami berharap layanan ini akan mengubah cara pandang orang terhadap liburan di waktu senggang,” pungkas Tom. (okz)