Nyawa suporter Melayang Gara-gara Fanatisme Berlebihan

Ahad, 01 Oktober 2017

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Ricko Andrean (22) mengembuskan napas terakhir setelah lima hari dirawat di RS Santo Yusuf Bandung. Bobotoh Persib itu menjadi korban fanatisme berlebihan suporter. Dia meninggal setelah dikeroyok sesama suporter saat laga Persib Bandung versus Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (22/7).

"Ricko Andrean bin Abu Bakar Bandung, Bobotoh yang menjadi korban pengeroyokan itu ‎kami laporkan bahwa pada pukul 10.15 WIB meninggal dunia di RS Santo Yusuf," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo pada wartawan, Kamis lalu.

Duka ini bermula saat laga pertama dua kesebelasan tersebut rampung. Korban bersama temannya beristirahat sejenak di luar stadion, sambil beli makan. Karena merasa gerah, dia lantas melepas atribut Viking.

Di saat itu, dia melihat keributan diduga The Jak dikeroyok sejumlah suporter Bobotoh. Dia lantas berlari menuju sumber keributan.

Begitu tiba, suporter The Jak berlindung di balik badannya. Korban sempat menujukkan KTP dan berkali-kali berteriak bahwa dia warga Bandung. Namun massa yang sudah di luar kendali, serta merta menghajar korban sampai gegar otak.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyesalkan insiden yang menimpa Ricko. Dia telah berulang kali mengingatkan sepak bola adalah tentang persatuan, nilai kemanusiaan dan sportifitas. Sehingga tidak dibenarkan sama sekali untuk melakukan provokasi dan segala hal yang dapat menyulut emosi.

"Pelampiasan dan bully yang selama ini terjadi menjadi pelajaran bahwasanya fanatisme yang berlebihan dapat mengakibatkan emosi kebablasan hingga akhirnya kena teman sendiri," katanya.

Pria yang karib disapa Emil berharap kepada pelaku penusukan untuk bertanggung jawab secara moril meminta maaf kepada Rico yang saat ini masih dirawat. "Saya berharap mereka yang melakukan gentle meminta maaf kepada Rico di RS Santo Yusuf, kepada Anda yang melakukan dan siapa pun minta pertanggungjawaban moril untuk minta maaf dan jangan pernah mengulangi lagi baik kepada suporter dan yang lain karena melanggar kemanusiaan," ucapnya.

Hingga kini Satreskrim Polrestabes Bandung masih menyelidiki kasus pengeroyokan tersebut. Delapan saksi sudah diperiksa. Polisi juga mempelajari video pengeroyokan di TKP, lorong stadion.

"Kami juga mempelajari status-status Bobotoh di media sosial untuk mencari petunjuk," lanjut Hendro Pandowo.

Selain itu pihaknya juga meminta bantuan panitia pelaksana pertandingan untuk memberikan data-data penonton yang membeli tiket secara online. Data itu akan disinkronkan dengan tempat duduk Bobotoh yang mengarah pada lokasi pengeroyokan.

"Setelah kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Rabu (26/7). Kami menemukan beberapa petunjuk untuk mengungkap identitas pelaku pengeroyokan terhadap Ricko," imbuhnya.

Dengan begitu dia berharap, peristiwa pilu yang menimpa Ricko bisa terungkap. Dia juga minta Bobotoh untuk membantu kepolisian untuk melaporkan informasi sekecil apapun tentang kematian Ricko.

Malam kemarin, sejumlah suporter Bobotoh dan The Jak menyalakan lilin sebagai bentuk rasa duka atas kepergian Ricko. Aksi damai tersebut digelar di Bekasi.

Selain menyalakan lilin, para suporter juga menyanyikan lagu-lagu nasional. (mdk)