Dear Warganet, Sadarkah kalau Banyak Data Kita Bocor ke Asing?

Rabu, 04 Oktober 2017

INHILKLIK.COM, YOGYAKARTA - Pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 133 juta orang. Dari jumlah warganet itu, 100 juta merupakan pengguna Google sedangkan 50 juta lebih adalah pengguna Facebook. Jutaan pengguna internet ini tak sadar bahwa data miliknya sudah bocor ke pihak asing.

"Kita tak sadar bahwa kita itu dijajah, namun kita senang mesti data kita sudah dimiliki orang asing," kata ahli siber teknologi, Pratama D Persadha dalam Seminar Sains dan Teknologi bertema ‘Tunjukkan Jogjamu Untuk Indonesia’ di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (4/10/2017).

Celakanya, kata dia, ada menteri yang dengan bangga mengatakan saat ini sudah teknologi tinggi, sehingga menyimpan data di cloud dan bisa dibuka di mana saja, tidak repot. Namun, menteri itu tidak tahu di mana server cloud tersebut berada.

"Masalah keamanan kita ini sangat lemah sekali. Data rahasia kementerian bisa dicuri orang asing tanpa kita sadari," ungkapnya.

Tak hanya menteri, keamanan siber juga masih sangat lemah ketika Paspampres memberikan laporan perjalanan presiden ke luar negeri. Perjalanan itu masih menggunakan surel tak berbahaya.

"Saya juga tahu bahwa komunikasi pada pesawat kepresidenan belum ada back up-nya sehingga kita komunikasi disabotase, maka pesawat akan buta di angkasa," ungkapnya.

Pratama menilai bahwa Indonesia perlu segera membentuk Badan Siber dan Sandi Negara, untuk mengantisipasi pencurian data atau informasi penting negara. Kehadiran lembaga itu juga berguna dalam menekan kejahatan siber di tahun politik pada 2018 dan 2019.

"Kehadiran Badan Siber dan Sandi Negara sangat dibutuhkan guna menanggulangi serangan pencurian data maupun informasi penting negara," kata Pratamanya.

Dengan informasi penting itu, lanjut Pratama, pihak-pihak berkepentingan bisa menggunakan untuk mengontrol Indonesia. Apalagi, ia menilai tingkat keamanan siber di Indonesia masih berantakan saat ini. Dikhawatirkan pada tahun politik saat Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, serangan melalui dunia maya akan semakin intesif untuk memecah bangsa Indonesia. (okz)