Masukan untuk Renovasi Mesjid Raya Al-Huda Tembilahan dari Seorang Arsitek Muda

Senin, 04 Desember 2017

Salah satu sudut Mesjid Al-Huda Tembilahan

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Arsitektur merupakan disiplin ilmu yang tidak sekadar menitikberatkan keindahan suatu bangunan. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan yang dirasakan oleh pengguna adalah poin terpenting yang hendak dicapai, apalagi jika bangunan yang dimaksudkan adalah fasilitas publik.

Dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor, para arsitek menghitung serta menganalisa kebutuhan para pengguna, agar bangunan yang dirancang ramah terhadap pengguna dari berbagai kalangan, seperti anak-anak, lansia, dan pengguna dengan disabilitas tertentu.

Zurnalis ST

Bangunan publik seperti rumah sakit, pelabuhan, bandara, masjid dan lain-lain harus di rancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga bangunan tersebut menjadi tepat guna dan jauh dari anggapan ‘asal jadi’.

Pemerintah daerah Indragiri Hilir saat ini sedang melakukan renovasi pada salah satu masjid utama Kota Tembilahan, Masjid Al-Huda. Dikenal dengan sebutan kota ibadah, masjid layaknya menjadi ikon yang sepatutnya terus dijaga serta diperhatikan.

Perubahan dan perbaikan ini dilakukan agar redesain yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih baik dari sebelumnya dan kapasitas Masjid Al-huda dapat menampung lebih banyak jamaah.

Namun, dalam proses renovasi tersebut ada bagian yang cukup mengganggu, tangga utama yang dibuat untuk naik ke lantai dua dibangun cukup curam. Tangga yang curam tentu tidak ramah untuk anak-anak dan lansia yang ingin beribadah di lantai dua.

Hal ini penting untuk diperhatikan, karena tangga difungsikan sebagai sirkulasi pengunjung yang ingin melakukan sholat di lantai dua jika kapasitas lantai satu mengalami overload, sirkulasi vertikal untuk kebutuhan pengguna adalah hal yang sangat urgent demi keamanan dan kenyamanan bersama.

Proses renovasi Mesjid Al-Huda Tembilahan.

Biasanya, lahan sempit merupakan problem utama mengapa tangga dibangun agak curam, tujuannya adalah memperkecil space yang digunakan. Tetapi, jika melihat pada halaman depan masjid Al-huda, kondisi site atau lahan masjid masih cukup luas untuk membuat pijakan yang lebih landai atau bordes yang lebih besar saat ini, renovasi masjid sudah dalam proses konstruksi sejak beberapa bulan yang lalu, belum diketahui bagai mana final dari tangga ini, saya berharap nantinya tangga ini dibangun dengan menyertakan pegangan di tengah, kanan dan juga kiri sebagai safety.

Pengunaan bahan pegangan atau raling yang terbuat dari bahan yang licin atau mengkilap perlu dihindari karena bisa menyebabkan jamaah terpeleset.

Zurnalis

Penulis adalah Alumnus Universitas Riau, Jurusan Arsitektur.

*Tulisan ini dibuat tidak bermaksud untuk menggurui, semata-mata ingin memberikan sedikit masukan untuk kota tembilahan yang lebih baik.